Badrodin menegaskan pihaknya tidak menginginkan terduga teroris Siyono tewas.
Mengingat, Siyono menyimpan banyak informasi yang dibutuhkan termasuk juga pengungkapan senjata api yang disimpan oleh yang diberikan seseorang.
"Dalam mengungkap jaringan terorisme, khususnya jaringan Al Jamaah Al Islamiyah sehingga meninggalnya tersangka Siyono akses informasi yang seharusnya bisa diperoleh dari tersangka menjadi hilang," ujarnya.
Badrodin menuturkan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap para petugas yang membawa Siyono termasuk juga komandannya.
Polri juga melakukan sidang disiplin karena memang ada kelalaian yang dibuat pada yang bersangkutan.
Ia mengungkapkan pengawalan hanya satu orang sesuai dengan Perkap.
Padahal, pengawalan tidak boleh dilakukan oleh satu orang. Kemudian membawa tersangka tidak diborgol.
"Nah ini yang dilakukan tindaklanjut dan hari ini mungkin minggu depan masih dilakukan sidang kode etik terhadap para pelakunya, petugas yang mengawalinya," imbuhnya.