News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kereta Cepat

Ini Situasi Pangkalan Militer TNI AU Halim yang Diterobos Lima Warga China

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangkalan Udara TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pangkalan militer TNI Angkatan Udara (AU) yang diterobos lima warga China dikenal memiliki pengamanan yang cukup ketat.

Ketika hendak memasuki wilayah pangkalan militer, semua tamu harus menjalani pemeriksaan dan melewati satu pintu utama.

Pintu utama dijaga polisi militer (PM) berseragam lengkap.

Baca : Begini Cara 5 Warga China Terobos Pangkalan Militer TNI AU Halim

Lapangan udara TNI-AU terdiri dari dua pintu.

Satu untuk pintu khusus pangkalan militer. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Wieko Syofyan mengatakan kelima warga China itu memasuki pangkalan militer TNI AU Halim melalui pintu lain, bukan pintu utama.

"Mereka masuknya tidak dari pintu utama karena mereka masuknya tidak melalui izin dari Lanud," ungkap Wieko, Rabu (27/4/2016).

Satu pintu lainnya di Lanud TNI-AU untuk menuju Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma. Ini merupakan bandara komersial.

Sebagai pangkalan militer, bandar udara ini juga digunakan sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU yang sebelumnya bernama Lapangan Udara Cililitan.

Dikutip dari wikipedia, Bandara Halim Perdanakusuma sebelumnya merupakan bandara yang hanya melayani penerbangan VVIP dan charter flight, tapi mulai tanggal 10 Januari 2014 Bandar Udara Halim Perdanakusuma beroperasi sementara menjadi bandara komersial untuk membantu penerbangan di Bandara Soekarno – Hatta yang telah padat.

Mulai tahun 2013 Bandar Udara Halim Perdanakusuma juga melayani penerbangan haji yang dialihkan dari Bandara Soekarno – Hatta akibat dari revitalisasi yang sedang dilakukan bandara tersebut.

Pada masa perang kemerdekaan, Halim Perdanakusuma dan Opsir Iswahyudi mendapat tugas untuk membawa pesawat tempur yang baru dibeli. Pesawat itu sendiri berada di Muangthai (Thailand). Untuk mempelajari pesawat tempur yang sebelumnya merupakan pesawat angkutan itu, Halim hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 hari. Tapi dalam buku sejarah yang dikeluarkan Mabes TNI AU itu, tidak tersebutkan negara mana yang membuat pesawat tersebut.

Dari Thailand pesawat menuju ke Indonesia. Namun malang, pesawat itu tak kunjung sampai. Diperkirakan, pesawat itu terjatuh di kawasan pantai selat Malaka. Tak lama kemudian, nelayan menemukan sosok mayat yang terdampar di kawasan pantai. Dan saat itu kodisi jenazah sangat sulit diidentifikasi. Namun akhirnya jenazah itu diduga merupakan jenazah Halim Perdanakusuma. Sedangkan jenazah Iswahyudi hingga kini belum diketemukan.

Sebagai tanda penghargaan, keduanya dijadikan pahlawan nasional Indonesia dan nama Halim Perdanakusuma diabadikan sebagai Bandara Pangkalan TNI AU di Jakarta Timur sedangkan Iswahyudi diabadikan sebagai Pangkalan TNI AU di Madiun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini