TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh senior Partai Golkar, Fahmi Idris ragu politik transaksional tidak terjadi lagi di Munaslub Partai Golkar.
Menurut Fahmi, segala cara dan upaya para kandidat menemui konstituennya pasti akan terjadi.
"Pembatasan yang dilakukan panitia Munaslub dari kandidat ke pemilik suara tidak akan berpengaruh apa-apa. Kandidat dengan tim suksesnya ini pasti akan melakukan apapun," jelas Fahmi Idris di Jenggala Centre, Jakarta, Jumat (29/4/2016).
Menurutnya, perlu ada perubahan dari bawah yang tidak mengingkan politik transaksional tersebut.
Bukan hanya jargon yang digaungkan oleh ketua umum dan panitia Munaslub.
Kesepakatan bersama antara para kader dan pengurus untuk menghentikan bersama transaksi-transaksi itu, kata Fahmi, sangat diperlukan.
"Jangan sampai yang punya duit saja yang bisa tampil dan bersinar di partai Golkar. Ini harus dihentikan pandangan seperti ini, karena dampak negatifnya luar biasa," tambahnya.
Dia menguraikan penghentian tersebut harus menjadi agenda partai secara nasional dan memberikan sanksi kepada mereka yang melakukan politik transaksional.
"Sanksinya jangan sampai pemecatan tapi. Kita sudah tidak boleh lagi memecat kader. Tapi mereka tidak boleh memegang lagi jabatan strategis," kata Fahmi.