Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memantau langsung pengerjaan proyek Jalan Trans Papua rencananya akan membentang sepanjang 4.325 kilometer (Km) menghubungkan Ibu Kota, kabupaten, kecamatan, hingga distrik di bumi Cendrawasih.
Menurutnya, keberadaan jalan tersebut bakal memajukan perekonomian dan kedaulatan pangan masyarakat Papua. Sebab, selama ini, ekonomi masyarakat Papua terpuruk karena tidak didukung oleh sarana transportasi yang memadai.
"Karena materil tak lagi pakai pesawat. Kemudian bertujuan untuk menurunkan tingkat kemahalan di distrik yang sulit aksesnya. Tentu ini dalam rangka peningkatan ekonomi dan menyejahterakan rakyat serta melindungi kepentingan pertahanan di wilayah perbatasan," kata Gatot di Momugu, Kabupaten Asmat, Kamis (28/4/2016).
Proyek jalan yang dilakukan mulai Januari tahun 2016, sejauh ini yang belum tersambung sisa 658 Km. Sesuai target, proyek itu akan kelar pada 2018.
Selain ekonomi rakyat yang juga tumbuh, maka konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat akan tergerus. Sebab, selama ini, masyarakat di pelosok desa terisolasi sehingga tidak bisa melihat persoalan dengan jernih.
"Kalau simpul-simpul ekonomi sudah ada di sekitar jalan ini, saya yakin masyarakat sendiri yang mengamankan. Karena masyarakat sendiri yang merasakan menikmatnya terbuka dari isolasi," katanya.
Lebih lanjut kata Gatot mengatakan, masyarakat Papua untuk memerdekakan diri bukan berdasarkan ideologi geografis dan historis. Hanya saja, pemerintah pusat kurang memperhatikan Papua jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.
"Saya yakin setelah ekonomi merata maka akan aman. Jayapura akan aman. Nanti masyarakatnya akan sibuk sendiri. Jadi tak ada ideologi Papua merdeka," katanya.