TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris PT Patra Maritime Lines, Loudy tidak ingin menanggapi lebih jauh mengenai permintaan tebusan kelompok Abu Sayyaf sebesar Rp 14 miliar.
Menurutnya, pihaknya tidak mengetahui hal itu.
"Saya no comment soal tebusan karena memang hingga saat ini tidak ada apa-apa," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Dirinya juga tidak mau menanggapi soal kabar bahwa mereka pernah membawa uang tebusan, namun ditolak oleh kelompok Abu Sayyaf.
Loudy mengatakan bahwa saat ini yang terpenting, 10 ABK yang berada di bawah perusahaan dirinya sudah selamat.
Serta empat WNI lainnya yang masih berada dalam sanderaan Abu Sayyaf harus segera dilepaskan.
"Masih ada pekerjaan rumah lainnya. Itu intinya. Soal tebusan-tebusan itu saya tidak bisa menjawab," katanya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai NasDem, Viktor B Laiskodat mengatakan bahwa dalam pembebasan 10 ABK yang disandera oleh Abu Sayyaf tanpa mengeluarkan dana sepeserpun sebagai dana tebusan.
Dirinya menyampaikan bahwa hal itu terjadi murni karena negosiasi antar lembaga seperti Yayasan Sukma, Media Grup dan Partai NasDem.
"Pembebasan ini murni negosiasi, jadi tidak ada uang yang diminta oleh Abu Sayyaf sebanyak 50 juta peso itu," katanya dalam keterangan yang diterima.