Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indra Bambang Utoyo dan Syahrul Yasin Limpo adalah calon ketua umum Partai Golkar yang tidak menyumbang Rp 1 miliar seperti calon lain.
Keduanya pun mengaku berkomitmen untuk bersinergi membesarkan partai berlambang pohon beringin itu.
"Jadi saya bersepakat dengan Syahrul Yasin Limpo untuk bentuk sinergi dalam menghadapi Munaslub ini. Itu berdasarkan rekomendasi pengurus pusat FKPPI," di kawasan Darmawangsa, Jakarta, Minggu (8/5/2016).
Indra menuturkan, baik dirinya dan Syahrul mengapresiasi keputusan Steering Committee (SC) Munaslub yang telah meloloskannya untuk bertarung memperebutkan posisi orang nomor satu di Golkar.
Dikatakannya, ia dengan Syahrul berkomitmen menjadikan Golkar partai yang kuat dan bersih.
"Golkar dilaksanakan dengan manajemen yang modern. Hanya dengan partai modern lah persoalan-persoalan yang sempat terjadi bisa diatasi," tuturnya.
Masih kata Indra, baik dirinya dan Syahrul tidak ingin Golkar dipimpin hanya satu orang atau satu kelompok saja.
Menurutnya, posisi atau jabatan di Golkar hendaknya diisi mereka yang memiliki kemampuan yang sesuai.
"Jadi tidak karena like or dislike atau karena seseorang itu punya dana yang banyak. Maka kami berdua menolak dana wajib Rp 1 miliar itu karena tidak sesuai dengan makna Golkar yaitu gotong royong, segala sesuatu dilakukan dengan gotong royong," ujarnya.
Lebih lanjut Indra mengatakan, ia dan Syahrul berharap Munaslub Golkar menjadi kebangkitan untuk Partai Golkar setelah cukup lama terjadi perpecahan.
Dirinya berharap persaingan di Munaslub menuju kursi ketua umum Partai golkar dapat berjalan sehat.
"Kita harapkan ke depan Munaslub dilakukan persaingan yang sehat. Karena toh kita berada di tempat yang sama dan kami ini kan semua bersahabat," katanya.