Kelak mereka diperbantukan kepada AURI untuk menerbangkan pesawat Vampire selain melatih pilot baru.
Berbasis kapal induk
Sejatinya Gannet merupakan pesawat yang dioperasikan dari kapal induk.
Dengan sayap utama yang bisa dilipat serta memiliki kail pengait di bawah ekor untuk pendaratan.
Namun Indonesia tidak memperoleh varian ini karena Gannet untuk TNI AL adalah versi AS.1 & T.2 bekas pakai Royal Navy – Fleet Air Arm.
Pesawat ini telah dimodifikasi dan diupgrade menjadi varian setara tipe AS.4 & T.5 menggunakan mesin yang lebih bertenaga namun sayap utama menjadi model tetap alias tidak bisa dilipat.
Dari 18 Gannet yang dimiliki TNI AL, dua unit merupakan versi latih yakni model T.5 dan sisanya versi ASW (antikapal selam).
Untuk tipe AS.4 yang perannya sebagai pemburu kapal selam dilengkapi torpedo yang tersimpan dalam bomb bay di perutnya yang gendut.
Selain itu pesawat ini juga dipersenjatai roket tanpa kendali yang menggantung di sayap utama serta rumah radar pencarian yang bisa ditarik ke dalam perut pada bagian bawah belakang pesawat.
AS.4 diawaki tiga orang yaitu pilot, navigator merangkap observer yang berada dalam satu ruang, dan operator radio-radar di kokpit terpisah dengan posisi duduk menghadap kebelakang ekor pesawat.
Langsung menuju palagan
Dua pesawat dari pengiriman pertama tiba di Surabaya pada tahun 1960 dan berangsur-angsur disusul pesawat berikutnya hingga total genap menjadi 18 unit.
Pesawat bernaung di Skuadron Udara 100 antikapal selam berhome–base di Morokrembangan, Surabaya.
Belum genap dua tahun berdinas AS.4 Gannet dilibatkan dalam operasi Trikora. Pesawat dikirim ke wilayah timur untuk mengawasi dan melindungi laut sekitar Sulawesi hingga Laut Banda dengan berpangkalan di Liang, Ambon.