“Anda pegawai di sana?,” tanya dengan nada tinggi.
Salah satu perempuan itu lalu menjawab bimbang.
“Tidak, pak, kami pihak kuasa yang mengurusi,” jawab dia.
Ganjar dan Ferry lalu berlalu.
Keduanya menyimpulkan bahwa dua perempuan ini bukan sebagai pemohon, namun sebagai biro jasa, atau calo.
“Tolong pak, ini jangan dilayani, kecuali direktur PT-nya datang sendiri. Kalau dia, jangan dilayani. Kalau selain direktur, biar ketemu saya di kantor (Jakarta),” kata Ferry.
“Saya dulu, sama pak Ganjar juga kayak anda. Pakai kaos, naik angkot, saya pernah kayak gitu,” tambah Ferry lagi.
Namun demikian, perempuan ini tetap minta kepastian untuk melancarkan usahanya mendapatkan sertifikat.
Ia pun bersedia membawa direktur utama untuk mengurus sertifikat.
“Saya janji akan awal jika nanti kesulitan, dengan syarat semua berkas dan syarat terpenuhi,” kata Ganjar.
Salah seorang perempuan yang disebut calo ini bernama Lysa Kurniawati.
Ia mengadu kesulitan mengurus sejak Desember 2014.
Atas kesulitannya itu, dia dua pekan belakangan mengaku ke gubernur via 'twitter'.
"Dua minggu terakhir lewat 'twitter', klimaksnya hari ini kita disuruh menemui, jawabannya malah kita dibilang calo. Tapi pak Ganjar sudah memastikan apabila secara syarat ini sudah terpenuhi, Pak Ganjar sendiri yang akan mengawal sampai selesai," paparnya, singkat.
Pertemuan antara Ganjar, Ferry, dan dua dara cantik itu menghasilkan kesepakatan akan dibantu jika yang datang sebagai pemohon secara langusng adalah direktur utama perusahaan yang dimaksud.