Laporan Wartawan TribunSolo.com Labib Zamani
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pelaku bom bunuh diri, Nur Rohman (31) pernah menjadi Ketua RT 001/012 Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
Demikian disampaikan tetangga pelaku, Kasmi (52) saat ditemui di rumah pelaku bom bunuh diri di RT 001/012 Sangkrah.
"Pernah (Mas Nur Rohman) menjadi Ketua RT," kata Kasmi, Selasa(5/7/2016).
Saat ditanya sejak kapan Nur Rohman menjadi Ketua RT, Kasmi mengaku tidak tahu.
"Sudah lama jadi Ketua RT di sini," terangnya.
Pascakejadian bom bunuh diri itu istri pelaku dan kedua putranya langsung dibawa ke Polsek Pasar Kliwon.
"Jam 11 tadi langsung istrinya dibawa ke polisi," tambahnya.
Oleh masyarakat pelaku dikenal sebagai sosok yang ramah dan biasa saja.
Namun pascaledakan bom di Thamrin dan penemuan bom rakitan di Semanggi tahun 2015, ia tidak pernah kelihatan.
"Dengar kabar dari televisi pelaku bom (Mapolresta Surakarta) Nur Rohman," ucap dia.
Dari Solo Hingga Tanjung Perak Surabaya
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto mengatakan saat ini Densus 88 Mabes Polri masih melakukan penelusuran soal jaringan teroris mana yang melakukan bom bunuh diri di Halaman Polresta Surakarta, Selasa (5/7/2016) pagi tadi.
"Terkait kelompok mana, jaringan mana ini masih proses penelusuran oleh teman-teman dari Densus 88," kata Agus di Mabes Polri.
Kemudian disinggung soal apakah mungkin pelaku yang di Solo masih ada kaitan dengan penangkapan teroris di Surabaya beberapa waktu silam?
Pasalnya empat teroris yang ditangkap di Surabaya berniat meledakkan Polres Tanjung Perak dan tiga pos polisi di Kota Surabaya, namun aksi mereka digagalkan petugas.
Sehingga peristiwa di tempat kelahiran Presiden Jokowi itu merupakan aksi balasan dari para pelaku teror Surabaya yang belum tertangkap?
Menjawab hal itu, Agus mengatakan soal keterkaitan peristiwa di Solo dengan Surabaya masih perlu pendalaman apakah memang ada benang merahnya atau tidak.
"Beberapa waktu lalu kan kami juga tangkap jaringan teroris di Surabaya, ini dilakukan pendalaman. Nantinya hasil identifikasi DVI dan Lapfor para pelaku di Solo bisa menentukan pelaku dari kelompok mana," ujarnya.