News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Vaksin Palsu

Orangtua Korban Minta Bukti Anak dan Cucu Dokter Indra Juga Terkena Vaksin Palsu

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas puskesmas memberikan vaksin kepada bayi di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta, Senin (18/7/2016). Pemberian vaksin ulang ini digelar untuk anak-anak yang sebelumnya pernah diberikan vaksin palsu, dan vaksin uni akan diberikan secara bertahap. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak keluarga bayi yang menjadi korban vaksin palsu tak lantas percaya atas penuturan keluarga dan pengacara dokter Indra yang menyebut anak dan cucu dokter Indra juga ikut menerima vaksin palsu.

Dokter Indra yang memilki tempat praktek di  RS Harapan Bunda saat ini sedang dalam tahanan Bareskrim akibat keterlibatannya atas kasus vaksin palsu.

Nurcahyadi, (30), seorang orangtua bayi yang menerima vaksin palsu meminta agar hasil pemeriksaan medis terhadap anak dan cucu dokter Indra dipublikasikan.

"Jika memang terkena vaksin palsu bisa dipublikasikan dong, cucunya disuntik harus sama-sama dengan yang lain, hasil medcheck harus diberikan secara gamblang, kita harus diikutsertakan melihat medcheck nya," tuturnya kepada Tribunnews.com, Senin (18/7/2016).

Ia merasa heran, seorang dokter sekelas dr Indra yang sudah bekerja bertahun-tahun tidak bisa membedakan mana vaksin palsu dan asli.

"Harusnya sebagai seorang dokter bisa membedakan vaksin palsu dan asli, secara medis ilmunya lebih dari kita, kita orang awam kalau dokter menganjurkan kita ikutin, tapi kenapa baru sekarang dia mengetahui kalo vaksin itu palsu?" katanya.

Adapun Nurcahyadi baru Senin mendatangi RS Harapan Bunda untuk melakukan pendataan vaksin untuk dua anaknya.

Ia berharap bisa langsung dilakukan pengecekan terhadap dua anaknya mengenai vaksin palsu

Proses vaksinasi terakhir yang dilakukan anak Nurcahyadi terjadi pada tanggal 25 Juni 2016,  tanggal tersebut masuk dalam rentan waktu vaksin palsu yang diumumkan oleh Satgas yaitu sejak 2003-2016.

Itu membuatnya khawatir dan ingin segera anaknya dilakukan pengecekan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini