TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Polisi yang tengah bertugas baik di lapangan maupun di markas kepolisian kini menjadi incaran para pelaku teror.
Terlebih usai tewasnya Santoso alias Abu Wardah, pimpinan kelompok teror di Poso.
Beredar kabar anak buah Santoso akan melakukan serangkaian aksi balas dendam.
Untuk Polri, mereka mengincar kantor polisi, pos kepolisian hingga mako-mako Brimob.
Bahkan anggota yang bertugas di lapangan juga menjadi target.
Modus yang mereka lakukan yakni dengan tabrak lari pada para polisi di lapangan baik menggunakan mobil, motor maupun truk.
Atas adanya berbagai isu ancaman itu, Mabes Polri mengaku sudah waspada dan tetap santai dalam bertugas.
Utamanya pelayanan pada masyarakat harus tetap yang utama.
"Itu semua sudah kami antisipasi, tenang saja, aman. Anggota kami sudah tahu harus melakukan apa," ucap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, Sabtu (23/7/2016).
Diutarakan Boy, anggota yang berjaga di lapangan tidak diperkenankan seorang diri melainkan harus ditemani satu polisi lagi.
Ditanya soal apakah diperlukan rompi anti peluru untuk melindungi para anggota di lapangan?
Boy mengatakan tidak perlu.
"Tidak perlu sampai rompi anti peluru, kami siap menghadapi ancaman apapun. Serahkan semuanya ke Polri," ujarnya.