TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian menilai istri kedua almarhum Santoso, Jumiatun (22) alias Umi Delima kooperatif.
Lantaran kooperatif itulah, kepolisian memperlakukan Delima dengan sangat baik dan seluruh pelayanan kesehatan diberikan.
"Sejauh ini yang bersangkutan (Delima) kooperatif, dia sudah banyak bercerita dengan Polwan-polwan yang mendampingi," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) AKBP Hari Suprapto saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (26/7/2016).
Hari mengatakan selama empat hari dirawat di RS Bhayangkara Palu, Delima juga sudah banyak terbuka dengan para Polwan yang mendampingi.
Bahkan Delima tampak santai dan tidak segan bercanda dengan para Polwan.
"Makin hari kondisinya kian baik. Sekarang dia masih tahap pemulihan di RS Bhayangkara Palu," ujarnya.
Harry melanjutkan pihak penyidik akan terus berkoordinasi dengan dokter yang menangani Delima untuk memantau perkembangannya.
Nantinya apabila kondisi sudah pulih dan dokter mengizinkan Delima diperiksa, maka penyidik akan memeriksa Delima.
Untuk diketahui, setelah ditangkap pada Sabtu (23/7/2016) lalu tanpa perlawanan di Tambarana, kini perempuan kelahiran Bima Nusa Tenggara Timur itu dirawat intensif di RS Bhayangkara.
Jika kesehatan sudah pulih, Delima akan diperiksa terkait keterlibatannya dalam jaringan terorisme.
Apabila dalam pemeriksaan Delima terbukti terlibat dalam aksi teror, maka Delima akan diterbangkan ke Jakarta dan ditangani oleh Densus 88.
Hingga kini Satgas Tinombala terus melakukan pengejaran pada 18 DPO anak buah Santoso yang berada di pegunungan Poso, termasuk Basri dan sang istri serta Ali Kalora.
Selain melakukan pengejaran, kepolisian juga persuasif mengimbau para DPO untuk turun gunung, menyerahkan diri untuk diproses hukum.