TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Koordinator KontraS, Haris Azhar, Freddy Budiman mengaku pernah memberi sejumlah uang kepada BNN dan petinggi Polri sebagai 'Uang Setor' bisnis narkobanya.
Berikut petikan cerita Freddy pada Haris :
"Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang 450 Miliar ke BNN. Saya sudah kasih 90 Miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri," ucap Freddy.
"Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang dua, di mana si jendral duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun,” kata Freddy.
Atas informasi itu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku akan menyelidiki soal kebenaran dari cerita Freddy.
Selain menyelidiki soal kebenaran, Tito juga sudah mengutus Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar untuk menemui Harris.
"Saya tugaskan Pak Kadiv Humas untuk bertemu Pak Haris Azhar, kalau memang ada data lengkap akan kami follow up," kata Tito, Jumat (28/7/2016) di Mabes Polri.
Tito menambahkan, apabila informasi yang didapat hanya data seperti yang viral itu saja.
Maka menurut Tito bisa diterjemahkan itu adalah alasan yang bersangkutan untuk menunda eksekusi
"Supaya ramai jadi tunda eksekusi," katanya.