TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eksekusi mati terhadap bandar narkoba Michael Titus Igweh membuat keluarganya kecewa.
Nila (34), kakak ipar pria asal Nigeria tersebut mengungkapkan kegetiran hatinya saat mengetahui warga asal Nigeria itu menjemput ajal di hadapan regu tembak.
Nila mengungkapkan kesedihannya saat tengah berjuang untuk mengajukan Peninjauan Kembali (PK).
Namun seketika ia kaget mendengar informasi bahwa adik iparnya termasuk dalam daftar eksekusi mati Jilid III.
"Dari TV (tahu daftar eksekusi), kan saya bilang, 3 minggu saya lagi ngajuin PK, eh tanpa ditinjau kembali," ujar Nila saat ditemui di Rumah Duka Bandengan, Jalan Terusan Bandengan Utara, Jakarta Utara, Jumat (29/7/2016).
Ia pun menjelaskan kronologis kisah pilu tersebut, awalnya dirinya mendapatkan kabar dari istri Titus yakni Felicia yang memintanya untuk pergi ke Jawa (Nusakambangan).
"Hari senin jam 02.30 WIB pagi, ditelepon sama Felicia, 'ibu, tolong datang ke Jawa'," imbuhnya.
Curiga, saat itu juga ia langsung mengakses media online dan ternyata kecurigaannya itu benar.
"Terus saya baca berita dari media online hari sabtu, Michael Titus dibawa, dari situ saya udah feeling, 'wah, jangan-jangan', gitu kan," tuturnya.
Lantaran berita tersebut, ia pun memutuskan untuk segera bertolak menuju Lapas Nusakambangan, dan tiba pada Selasa (26/7/2016).
"Ok aku berangkat', udah sampai sana jam 16.30 WIB sore, saya langsung ke pelabuhan itu," jelasnya.
Namun sesampainya disana, pihak lapas melarang dirinya untuk berkunjung.
Sontak Nila pun mengaku hanya ingin bertanya terkait persyaratan untuk besuk pada esok hari.
"'Ibu, udah tutup pembesukan', 'saya bukan mau besuk pak, saya mau tanya untuk persyaratan besuk besok apa', karena saya nggak ada surat apa apa," katanya kesal.
Usai ditolak oleh pihak lapas, Nila kemudian memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di kawasan lapas kelas kakap tersebut, paginya ia pergi menemui jaksa.
"Saya langsung check in hotel, terus nginep, besoknya langsung ke jaksa dari jam 7 pagi, berangkat paling terakhir, pulang paling terakhir," paparnya.
Kemudian ia bisa menemui Titus yang banyak bercerita, sehingga Nila pun punya ide untuk menyuruh pria berusia 34 tahun tersebut menuliskan kekecewaannya atas hukum di negara ini.
"Disitu Michael Titus cerita banyak, ceritakan kronologinya, sampai saya punya ide juga, 'Michael, kamu tulis di secarik kertas, biar aku angkat ke media kalau kamu nggak terima, kamu nggak mendapat keadilan di negeri ini, aku bilang gitu," sambungnya geram.
Titus pun menuruti perkataannya, kendati begitu Nila mengerti bahwa adiknya ketika itu dalam keadaan depresi menghadapi detik-detik jelang eksekusi, usai menulis, wanita bercadar itupun membagikan hasil tulisan pria beranak tiga tersebut.
"'Iya aku tulis' (Titus bilang), akhirnya dia kan pusing juga udah keadaan depresi gitu, sampai saya bagiin kronologinya ke wartawan kan, kita itu mencari keadilan, negeri ini nggak adil," bebernya mengenang Titus.
Nila mengenang untaian kalimat yang dilontarkan Titus dengan kekecewaan mendalam atas ketidakadilan yang dialami oleh pria berperawakan tinggi tersebut.
"Dia ngomong 'Nila, yang kasih nafas itu Tuhan, yang kasih hidup itu Tuhan, tapi kok aku mati dalam keadaan seperti ini? tidak mendapatkan keadilan, gimana?, aku hanya ingin keadilan'," pungkasnya.
Michael Titus Igweh, seorang warga negara Nigeria yang mendapatkan giliran eksekusi di Lapangan Tunggal Panaluan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat (29/7/2016) dini hari, jam 00.40 WIB.
Sebelumnya, Michael merupakan gembong narkoba jaringan narkotika internasional yang mendapatkan vonis mati pada 2003, ia kedapatan memiliki heroin seberat 5,8 kilogram dan ditangkap pada 2002.
Eksekusi Mati Jilid III yang sebelumnya menjadwalkan pengeksekusian terhadap 14 terpidana mati narkoba, untuk sementara hanya dilakukan pada 4 terpidana saja.
Berikut daftar terpidana mati narkoba yang telah dieksekusi:
1. Freddy Budiman (Indonesia)
2. Humphrey Ejike alias Doctor (Nigeria)
3. Seck Osmane (Senegal)
4. Michael Titus Igweh (Nigeria)
Inilah 10 terpidana mati yang belum dieksekusi pada Eksekusi Mati Jilid III:
1. Ozias Sibanda (Zimbabwe)
2. Obina Nwajagu bin Emeuwa (Nigeria)
3. Fredderik Luttar (Zimbabwe)
4. Agus Hadi (Indonesia)
5. Pujo Lestari (Indonesia)
6. Zulfiqar Ali (Pakistan)
7. Gurdip Singh (India)
8. Merry Utami (Indonesia)
9. Okonkwo Nongso Kingsley (Nigeria)
10. Eugene Ape (Nigeria)