TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Felicia, Istri terpidana mati Michael Titus Igweh akhirnya dapat melihat jenazah suaminya setelah beberapa jam di atas pesawat terbang dari Nigeria ke Indonesia.
Felicia yang sudah lebih dari lima tahun tinggal di negara benua Afrika tersebut tidak sempat mendampingi sang suami menjelang ajal, lantaran diberitahu mendadak oleh Kejaksaan Agung perihal eksekusi mati tehadap Titus.
Felicia menangis begitu melihat suaminya terbujur kaku.
Dia mengaku ikhlas dengan kematian suaminya tersebut.
"Saya ikhlas saya terima, ini jalan saya," ujar Felicia di Rumah Duka Bandengan, jakarta Utara, Jumat 29/7/2016).
Felicia yang tidak sempat mendampingi dan memandikan jenazah suaminya mengaku kedatangannya terlambat bukan karena disengaja.
Begitu mendapat telepon dari kejaksaan untuk datang ke Indonesia, ia langsung menuju bandara di Nigeria dan memesan tiket penerbangan ke Jakarta.
"Saya enggak mau juga datang terlambat. Jam 3 waktu Nigeria, kejaksaan menelepon saya harus datang ke Indonesia, karena pemintaan suami saya, saya segera ke bandara, dapat tiket," kata Felicia.
Namun disayangkan meski telah memberitahukan estimasi waktu kedatangan terlambat tiba di bandara Soekarno-Hatta, Indonesia.
Kejaksaan tetap mengeksekusi suaminya.
Menurut Felicia selama perjalanan dari Bandara Soeta menuju Nusakambangan, ia terus berdoa semoga mendapatkan mukjizat.
"Saya jelaskan tiba di bandara jam 10 malam, dan dilanjutkan ke Cilacap, diperjalanan saya yakin dan berdoa suami saya akan tetap selamat dan ada mukjizat, saya baca berita jam 1 malam kalau suami saya sudah tidak ada," katanya.
Michael Titus Igweh (Nigeria) divonis hukuman mati lantaran terlibat dalam jaringan narkotika internasional. Ia kedapatan memiliki heroin seberat 5,8 kilogram dan ditangkap tahun 2002.