News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menpan RB Jelaskan Kelanjutan Wacana Pemangkasan 1 Juta PNS

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Yuddy Chrisnandi saat masih menjabat Menteri Reformasi Birokrasi dan Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan RB) sempat mewacanakan pensiun dini PNS tidak produktif.

Targetnya sebanyak 1 juta Pegawai Negri Sipil (PNS)  akan dipangkas hingga 2019 mendatang.

Namun kini Yuddy sudah dicopot dan digantikan oleh Asman Abnur sebagai Menpan RB yang baru.

Lalu bagaimana nasib rencana pemangkasan PNS tidak produktif itu?

Asman Abnur mengatakan pemangkasan PNS saat ini sudah berjalan, tanpa harus melakukan pemangkasan PNS tidak produktif.

"Sebenarnya nggak perlu secara khusus kita melakukan itu," ujar Asman kepada wartawan, usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selassa (9/8/2016).

Proses pemangkasan jumlah PNS saat ini dilakukan dengan cara moratorium penerimaan PNS.

Dengan moratoriumm tersebut, kecuali untuk bidang pendidikan, kesehatan dan penegakan hukum, penerimaan PNS untuk sementara dihentikan.

Jumlah yang diterimmpun sangat diperhitungkan, agar tidak lebih banyak dari PNS yang pensiun.

"Peensiunnya misalnya ada seratus ribu orang, ya kita tentukan penerimaannya nggak sampai seratus ribu (orang)," ujarnya.

Dengan sistem tersebut menurut Asman Abnur setiap tahunnya jumlah PNS akan terpangkas tanpa harus ada yang dipensiunkan dini, dan diharapkan pada 2019 mendatang jumlah PNS akan berkurang drastis, sesuai dengan kebutuhan pemerintah.

Terkait PNS, masalah yang diselesaikan menurut kader Partai Amanat Nasional (PAN) itu bukan hanya jumlahnya yang terlalu banyak dimana  penyebarannya juga tidak merata.

PNS umumnya "menumpuk" di kota-kota besar, sementara di daerah jumlahnya minim.

"Contoh, daerah perbatasan, sekarang mereka butuh dokter, ternyata dokternya numpuk di kota," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini