Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan strategi dalam penangkapan kelompok bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah dari tindakan represif menjadi persuasif diharapkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono tak menghentikan Operasi Tinombala.
Menurutnya operasi yang telah berlangsung sejak 10 Januari 2016 tersebut tetap dilanjutkan hingga seluruh anggota kelompok bersenjata yang masih bersembunyi di pegunungan dapat ditemukan.
"Kita baru setengah jalan. Memang Santoso sudah kita temukan dalam kondisi tewas. Aparat keamanan juga masih dibutuhkan jika mereka masih melawan dan menghadapi medan yang berat," ujarnya kepada wartawan di sela peluncuran buku "Pengabdian Prajurit Kartika" di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2016) siang.
Menanggapi beberapa lembaga seperti Komnas HAM yang akan bergabung ke Poso dalam upaya persuasif membujuk anggota kelompok bersenjata yang masih tersisa untuk menyerahkan diri, Mulyono mendukung upaya tersebut.
"Ya sebaiknya memang mereka mau menyerah tanpa dikejar. Memang proses hukum akan tetap berjalan bagi warga negara Indonesia yang telah berbuat pelanggaran sehingga merugikan negara. Tapi siapa tahu akan ada keringanan dari presiden," ujarnya.
Komnas HAM dan lembaga lain seperti Mer-C memutuskan untuk turun tangan dalam operasi di Poso tersebut.
Hal tersebut merupakan tanggapan dari dua anggota kelompok Santoso yang menyerahkan diri kepada Kepolisian pekan lalu.
"Itu bukti bahwa kelompok bersenjata ini sudah lelah dan butuh perlindungan dari hukum serta aparat keamanan," ujar Ketua Komnas HAM, Hafidz Abbas.