TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Senior Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan bahwa kejadian pembakaran rumah ibadah di Tanjung Balai merupakan tamparan keras bagi masyarakat Sumatera Utara dan tokoh nasional yang berasal dari sana.
Toleransi yang selama ini dibangun di Sumatera Utara dengan berbagai macam suku dan budaya serta agama, seketika hancur dengan kejadian pada 29 Juli 2016 lalu.
"Saya sangat miris. Ini tamparan keras sekali bagi seluruh masyarakat Sumatera Utara dan bagi tokoh lainnya yang berasal dari Sumatera," katanya saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Dia meyakini apa yang telah terjadi di Tanjung Balai bukanlah warga asli Sumatera Utara yang selama ini menghormati dan menghargai keanekaragaman.
Akbar juga meminta kepada pemerintah dan pihak kepolisian untuk terus mengusut kasus tersebut hingga tuntas dan berharap kejadian yang sama tidak terulang kembali di kemudian hari.