Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak menutup kemungkinan uang hasil bisnis Narkoba Freddy Budiman dimanfaatkan untuk membiayai kampanye.
Pakar Tindak Pidana Pencucian Uang Universitas Trisakti, Yenti Ganarsih, dalam sebuah diskusi mengatakan pengakuan Freddy Budiman terjadi saat Pilpres 2014.
"Haris Azhar kan bilang ini 2014, sangat berbahaya kalau dana narkoba masuk ke Pilpres. Harus terus diusut aliran dana Freddy ini," kata Yenti di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (14/8/2016).
Kata dia, pengusutan aliran dana gembong Narkoba Freddy Budiman akan membuka siapa saja yang bermain dan memanfaatkan peredaran narkoba di Indonesia.
Mengingat Indonesia sebagai pangsa pasar sangat potensial untuk peredaran Narkoba.
"Siapa tahu ada yang memanfaatkan mahalnya narkoba di Indonesia dibanding dengan negara lainnya? Dan bukan hal yang tidak mungkin, bisa juga untuk kampanye presiden," katanyanya.
Diharapkan pengusutan pengakuan Freddy Budiman yang dilakukan tim independen Polri dapat dibuka kepada publik agar kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum tidak hilang.