Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu peneliti dalam Tim Garam Farmasi yang meraih penghargaan "Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award 2016" Imam Paryanto mengatakan terbentuknya tim tersebut lantaran keprihatinan tingginya bahan baku obat impor.
"Terbentuknya Tim Garam Farmasi BPPT ini pada tahun 1994, berawal dari keprihatinan akan tingginya impor bahan baku obat, salah satunya adalah garam farmasi," ujar Imam, saat ditemui di Kediaman BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016).
Mengacu pada keprihatinan tersebut, ia dan peneliti serta perekayasa lainnya bertekad untuk menekan angka impor tersebut.
"Kami bertekad untuk berbuat sesuatu demi mengatasi permasalahan ini," imbuhnya.
Imam menuturkan, usaha yang dilakukan yakni mengkaji dan mengembangkan teknologi yang terkait dengan air laut, termasuk garam farmasi.
"Dengan melakukan kajian dan pengembangan teknologi produksi garam farmasi, dan produk turunan yang berbasis air laut," jelasnya.
Menurutnya, banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari pembuatan garam farmasi tersebut, terutama dalam industri farmasi yang sangat membutuhkan bahan baku tersebut.
"Dalam industri farmasi, garam farmasi merupakan bahan baku yang banyak digunakan oleh produksi infus, cairan pencuci darah, vaksin, syrup, oralit, dan minuman kesehatan," tuturnya.
Lebih lanjut Imam memaparkan, selain industri farmasi, produk hasil inovasi timnya juga dibutuhkan oleh industri kosmetik terutama dalam pembuatan sabun dan sampo.
"Termasuk dalam bidang kosmetika, garam farmasi juga dipakai sebagai campuran dalam bentuk sabun dan sampo," katanya.
Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) menggelar acara Penghargaan BJ Habibie Technology Award 2016 (BJHTA)' ke-9 di kediaman Bacharuddin Jusuf Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016), jam 13.00 WIB.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Tim Garam Farmasi yang terdiri dari Tujuh Orang dengan latar belakang kompetensi sebagai Peneliti dan Perekayasa BPPT.
Mereka adalah Imam Paryanto, Bambang Srijanto, Eriawan Rismana, Wahono Sumaryono, Tarwadi, Purwa Tri Cahyana, serta Arie Fachruddin.
Tim Riset tersebut telah berhasil menciptakan inovasi, berupa Garam Farmasi yang berguna sebagai Bahan Baku Obat-Obatan.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Menristek Dikti M Nasir, serta Kepala BPPT Unggul Priyanto.