TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior bidang Politik LIPI Syamsuddin Haris memaparkan analisanya atas dicalonkannya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cagub DKI Jakarta yang diusung oleh Poros Cikeas.
Ia mengatakan pengajuan nama Agus diinisiasi oleh ayah dan ibunya, SBY dan Ani Yudhoyono untuk menjegal calon dari partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Saya menduga kuat nama Agus itu disodorkan SBY dan ibu Ani untuk melunturkan kebuntuan politik untuk mendapatkan calon diluar apa yang disepakati oleh Gerindra dan PKS," ujar Syamsuddin, saat ditemui di Kedai Kopi Deli, Jalan Sunda, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016).
Ia menambahkan, pasangan yang diusung oleh Gerindra saat itu tidak disetujui oleh pimpinan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lantaran dipilih tanpa sepengetahuan dua partai tersebut.
"Kita tahu Gerindra sepakat Sandiaga Uno dan Mardani Ali, tapi PPP dan PKB menentang karena (pencalonan) itu tanpa persetujuan mereka," ujarnya.
Untuk menjegal calon yang diusung oleh partai yang dipimpin Prabowo Subianto tersebut, maka Poros Cikeas pun dibentuk.
Poros tersebut terdiri dari empat partai yakni Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Kebangkita Bangsa (PKB).
Berdasarkan koalisi tersebut, nama putra sulung presiden ke-6 RI pun muncul, Agus Harimurti Yudhoyono diusung poros tersebut pada detik terakhir.
"Makanya dibuatlah Poros Cikeas itu, saya menduga pas nama Agus itu muncul padahal sudah dekat dengan tenggat waktu pendaftaran KPUD," katanya.
Menurutnya, keputusan pencalonan Komandan Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning itu diterima oleh sejumlah partai politik.
SBY pun hingga kini masih memiliki wibawa, baik di hadapan sekutunya maupun bekas koalisinya tersebut lantaran pernah meminpin negara ini selama 10 tahun.
"Pak SBY dimata pimpinan eks koalisinya itu sebagai tokoh yang berwibawa selama jadi presiden 10 tahun," katanya.