Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Golkar menargetkan 60 persen kemenangan dari 101 pilkada serentak pada tahun 2017. Hal itu dikatakan Wasekjen Golkar Hetifah Sjaifudian disela-sela acara Pertemuan Nasional I Eksekutif-Legislatif Golkar se-Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/9/2016).
"Tidak mudah memang tapi saya optimis ya jauh lah dibanding Pilkada lalu, di samping Golkar tidak solid, jadi ke depan sudah jauh berbeda," kata Hetifah.
Ia mengatakan Golkar telah memilih calon berdasarakan perhitungan politik. Dimana, pertimbangannya yakni elektabilitas dan penerimaan masyarakat.
"Kita juga sudah lakukan survei ya sudah dengan suatu pertimbangan matang. Lepas dari praktik mahar politik jadi kita lebih optimis kepala daerah terpilih lebih banyak dan lebih berkualitas," kata Anggota Komisi II DPR itu.
Hetifah mengatakan mayoritas calon kepala daerah diusung oleh Golkar seperti Pilkada Banten. Sedangkan, keputusan Golkar mengusung Ahok di Pilkada DKI Jakarta, Hetifah memberikan alasannya. Pasalnya, Ahok tidak tercatat sebagai kader Golkar.
"Kalau DKI iyalah walaupun, yang namanya kader kita sekarang Golkar kan terbuka dan kita melihat orang bisa saja tadinya di Golkar terus pindah ke sana sini terus nanti jadi kader Golkar kembali," ungkapnya.
Hetifah menuturkan partai berlambang pohon beringin itu terbuka terhadap pilihan seseorang untuk bergabung.
"Kader memang diutamakan tapi dalam kasus tertentu tidak masalah siapapun yang penting dia berkomitmen nantinya," tuturnya.
"Kita tidak meminta uang dari kepala daerah tapi kita tuntut nanti ketika terpilih mereka harus membuktikan bahwa plafon Golkar akan diterapkan di kebijakannya," tambah Hetifah.