TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo sempat ingin memberi jabatan lain untuk Ignasius Jonan sebelum akhirnya memutuskan mengangkat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Hal tersebut disampaikan oleh staf khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Prabowo.
Johan mengatakan, setelah dicopot dari posisi Menteri Perhubungan pada Juli 2016, Jonan sebenarnya disiapkan untuk memimpin holding dari salah satu sektor Badan Usaha Milik Negara.
"Waktu itu sempat di-plot di sana sebenarnya ketika selesai (di Kementerian Perhubungan)," kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/10/2016).
Johan mengatakan, Jokowi tetap melihat sosoknya sebagai pribadi yang mempunya integritas, kapasitas dan kapabilitas.
Oleh karena itu, Jokowi masih ingin menggunakan kemampuannya untuk membantu pemerintahan.
Namun, Johan mengaku tidak mengetahui pasti alasan Jokowi yang membatalkan Jonan untuk memimpin holding BUMN.
"Di tengah perjalanan ada hal-hal yang menurut Presiden, tentu setelah mendapat banyak masukan, kemudian Pak Jonan ini masuk ke ESDM," kata dia.
Jonan dilantik sebagai Menteri ESDM di Istana Negara, Jakarta, Jumat siang.
Bersama Jonan turut dilantik Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.
Jonan mengakui ia tidak punya pengalaman di sektor ESDM.
Selama ini, Jonan lebih dikenal sebagai profesional di bidang perhubungan.
Ia merupakan mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia dan mantan Menteri Perhubungan.
Namun, ia yakin tetap bisa memimpin Kementerian ESDM dengan baik karena didampingi Arcandra yang sudah berpengalaman di bidang tersebut.(Ihsanuddin)