Nasir menilai, ada kesan keduanya dipaksakan untuk kembali membantu pemerintahan .
"Ini kan jadi terlihat seolah ada kepentingan politik yang bermain di balik ini semua. Kan doktor minyak di Indonesia enggak cuma Arcandra, ada apa ini kok terus dipertahankan," tutur Nasir.
"Kalau begitu selama ini dasar pengangkatan menteri itu apa? Kok orang yang pernah diberhentikan dari menteri terus diangkat lagi jadi menteri," tambah dia.
Penjelasan Istana
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Prabowo menegaskan, status keduanya sebagai mantan menteri tidak perlu dipermasalahkan.
Johan mengatakan, sejak mencopot Jonan sebagai Menteri Perhubungan, Presiden sebenarnya masih menginginkan Jonan untuk membantu pemerintah.
Bahkan, Presiden sudah mempersiapkan jabatan lain, yakni untuk memimpin holding salah satu sektor badan usaha milik negara.
"Karena dianggap itu tadi yang seperti disampaikan Presiden, Pak Jonan ini orangnya berani, punya integritas, kemudian juga punya kapasitas dan kapabilitas," kata Johan.
Sementara Arcandra sudah mengundurkan diri dari warga negara AS. Ia juga sudah dinyatakan sebagai warga negara Indonesia oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.
Jokowi, kata Johan, berharap kombinasi kemampuan manajerial Jonan dan kompetensi teknis Arcandra di bidang ESDM bisa membuahkan kinerja positif.
Adapun saat disinggung soal statusnya yang pernah dicopot Jokowi, baik Jonan maupun Arcandra tidak mau berkomentar banyak.
"Kalau kami bekerja ya kan lihatnya juga ke depan," kata Jonan.
"Saya sepakat," sambung Arcandra yang berdiri di samping Jonan.
Ihsanuddin/Kompas.com