TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua aksi teroris dilakukan oleh anak muda dalam beberapa hari terakhir.
Kedua anak muda itu Ivan Armadi Hasugian (18) melakukan teror di Gereja Katolik Stasi St. Yosep Medan beberapa waktu lalu dan Sultan Azianzah (SA) meneror polisi di Pos Polisi Lalu Lintas Jalan Perintis Kemerdekaan, kawasan Pendidikan Yupentek, Cikokol, Tangerang Kota, Kamis (20/10/2016).
Kedua-duanya diduga terlibat dengan ISIS. Kenapa bisa demikian?
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Maman Imanulhaq menilai perlu para orang tua benar-benar menjaga ketahanan keluarga dan anak-anak mereka.
Sehingga para orang tua persis mengetahui tiap perkembangan dan perubahan yang tengah terjadi pada diri anak-anak mereka.
"Saya selalu ingin selalu ketahanan keluarga, menjaga anak-anak kita agar tidak terlibat gerakan teroris harus menjadi prioritas kita bersama," ujar anggota Komisi VIII DPR RI itu kepada Tribunnews.com, Kamis (20/10/2016).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengingatkan agar jangan biarkan anak-anak kita gampang terprovokasi melakukan gerakan-gerakan terorisme.
Menurutnya, bukan hanya menjaga agar anak-anak bangsa agar tidak terlibat ISIS, tetapi sesuatu yang menebarkan kebencian, intoleransi dan radikalisme di ruang publik.
Hal demikian juga menurutnya benar-benar harus dijaga dan diambil tindakan tegas oleh aparat ke polisian atas terjadinya penyebaran kebencian, intoleransi dan radikalisme di ruang publik.
"Aparat jangan lakukan pembiaran jika hal itu terjadi di ruang publik. Karena jika dilakukan pembiaran, maka akan terus menjadikan teroris menjadi gampang masuk dalam wilayah-wilayah yang lebih vital seperti membunuh atau penusukan kepada aparat," pesannya.
"Ini bentuk teror yang harus kita lawan. Bukan hanya melawannya dengan slogan 'kami tidak takut', tapi dengan sinergitas semua kalangan. Bahwa terorisme adalah musuh kita bersama dan terorisme sangat membahayakan NKRI," tegasnya.