TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti politik LIPI, Syamsuddin Haris menjelaskan bahwa masyarakat jangan hanya ikut euforia untuk melakukan kontrak politik kepada bakal pasangan calon yang ada.
"Jangan sampai hanya ikut-ikutan saja kontrak politik tapi tidak mengerti kontrak itu buat apa," kata Syamsudin saat ditemui di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Dia mengatakan bahwa masyarakat juga seharusnya mengerti mekanisme untuk menagih kontrak politik yang sudah dibuat.
"Bagaimana mekanisme menuntutnya itu jauh lebih penting. Jadi tidak hanya asal kontrak," katanya.
Belum lagi, ujar Syamsuddin, masyarakat juga harus memberikan target kepada pasangan calon saat melakukan kontrak politik, sehingga tujuan dan evaluasi dari kontrak terlihat jelas.
"Sebenarnya kontrak politik ini bagus untuk pendidikan politik masyarakat, tapi juga harus jelas semuanya," kata Syamsuddin.