News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Andrinof Chaniago Enggan Kritik Capaian Kerja Kepala Bappenas Penggantinya

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Andrinof Chaniago, saat berkunjung ke Kantor Badan Informasi Geospasial (BIG), di Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (12/11/2014).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi tiga kali gonta-ganti menteri untuk kabinet yang dinamakannya Kabinet Kerja dalam dua tahun memimpin Indonesia.

Lalu, bagaimana nasib para pembantu presiden yang terbuang dari kabinet saat ini?

Andrinof Achir Chaniago hanya sepuluh bulan diberi kepercayaan Presiden Jokowi sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Ia diberhentikan pada perombakan kabinet pertama, 12 Agustus 2015.

Namun, nasib Andrinof Chaniago terbilang beruntung karena tak lantas menganggur pasca-dicopot dari kursi menteri.

Saat berbincang dengan Tribunnews, Andrinof Chaniago menceritakan ada tiga aktivitas utama dilakoninya setelah tak lagi menjadi menteri, di luar kegiatan pribadi dan keluarga.

Berikut perbincangan Tribunnews dengan Andrinof Chaniago seputar aktivitasnya dan hubungannya dengan Presiden Jokowi setelah tak lagi menjaid menteri:

Tribun: Waktu bapak diangkat jadi kepala Bappenas kan ada beberapa visi misi sampai program kerja. Nah apa pada masa Kepala Bappenas penerus bapak yakni Sofyan Djalil dan Bambang Brojonegoro apa ada visi misi atau program kerja bapak yang diteruskan dan yang tidak diteruskan? Atau justru ada arah pembangunan nasional yang sepengamatan bapak keluar dari rel?

Andrinof: Visi misi yang sudah tercantum di RPJMN tentu harus dijalankan oleh siapapun yang menjadi Menteri/Kepala Bappenas.

Tugas konseptual yang mendasar untuk pemerintahan Jokowi-JK sebenarnya sudah selesai ketika RPJMN 2015-2019 ditetapkan.

Semua menteri dan kepala daerah tentu harus menjalankan itu. RPJMN adalah penjabaran dari visi-misi Presiden.

Setelah RPJMN ditetapkan, tugas Bappenas adalah mensosialisasikan dan mengawal penjabarannya ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Tribun: Menurut bapak, apa kedua menteri penerus bapak, Sofyan Djalil dan Bambang Brodjonegoro, masih on the track?

Andrinof: Saya tidak bisa menilai pengganti saya. Yang penting, tugas saya selama menjabat sudah saya jalankan dengan sebaik-baiknya dan hasilnya siap saya pertanggungjawabkan kepada siapapun.

Tugas lain yang saya jalankan tetapi tidak terlihat oleh orang banyak adalah tugas diplomatik di bidang kerja sama pembangunan.

Saya sudah mengajak para pimpinan lembaga internasional dan para duta besar yang bertemu dengan saya untuk memahami arah pembangunan nasional Indonesia.

Saya telah memberi tahu juga kepada mereka bahwa Indonesia punya agenda pembangunan yang harus dijalankan dengan konsisten.

Maka, kerja sama pembangunan dengan negara lain maupun lembaga-lembaga internasional harus sesuai dengan arah pembangunan nasional Indonesia.

Saya pernah agak marah pada seorang dubes yang mencoba menakuti-nakuti pemerintah Indonesia. Sampai akhirnya dubes tersebut berubah sikap dan menyatakan hormat.

Tribun: Apa saran dan kritik membangun dari bapak terhadap pemerintahan Jokowi-JK yang genap 2 tahun pada 20 Oktober, khususnya bidang pembangunan nasional?

Andrinof: Menjaga agar arah pembangunan tetap untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas.

Pertumbuhan berkualitas itu membuat struktur ekonomi sehat, produktivitas rakyat meningkat dan pembangunan antarwilayah makin seimbang.

Di sisi lain, pembangunan juga harus makin ramah lingkungan dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup manusia dan kualitas bermasyarakat.

Tribun: Menurut bapak, kira-kira sudah berapa persen sejauh ini dari saran/kritik membangun dari bapak itu yang sudah dijalankan? Atau masih belum jelas arah pembangunan negara kita?

Andrinof: Cukup banyak. Perlu diketahui, komunikasi saya dengan Presiden Jokowi untuk membicarakan masalah-masalah pembangunan justeru lebih baik.

Penyampaian saran-saran saya ke Presiden saat ini lebih efektif membantu Presiden menjaga arah pembangunan.

Tribun: Kontak/komunikasi dengan Pak Jokowi biasanya berapa kali seminggu pak? Apa minimal seminggu sekali atau sebulan sekali?

Andrinof: Waktu jadi menteri waktu untuk bertemu empat mata dengan Presiden jauh lebih pendek. Saat ini, meskipun protokol biasanya memberi aba-aba jatah waktu, Presiden biasanya memberi waktu tiga kali lipat.

Karena apa yang kami bicarakan untuk membantu beliau. Pernah dalam satu hari saja kami sampai bertemu dua kali.

Rata-rata cuma sebulan sekali. Tapi itu sudah lebih banyak dari kebanyakan para menteri. Sesekali saya juga ikut bersama beliau ke daerah. (abdul qodir)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini