News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Miliaran Rupiah Ratusan Nasabah BRI Raib, Begini Cara Cegah agar Tak Jadi Korban

Editor: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

TRIBUNNEWS.COM - Pihak BRI berikan tips untuk antisipasi agar tak jadi korban seperti kasusnya ratusan nasabah BRI di Mataram.

Tim Bagian Hukum Kantor Wilayah BRI Denpasar, Wibisana saat ditemui kontributor Kompas.com di Polres Mataram mengimbau kepada seluruh nasabah untuk melakukan penggantian pin secara berkala.

"Apabila akan memasukkan nomor pin, nasabah hendaknya menutupi dengan tangan."

"Jika ada laporan transaksi yang tidak dilakukan oleh nasabah, bisa langsung menghubungi call centre BRI atau datang langsung ke kantor cabang BRI terdekat," ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya jumlah nasabah yang melapor ke BRI Kantor Cabang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), semakin bertambah.

"Sampai saat ini, ada sekitar 327 nasabah yang komplain ke kami, pengaduan ke kami. Kerugian sampai saat ini sekitar Rp 1,5 milliar," kata Wibisana, Rabu (26/10/2016).

Wibisana mengatakan, dari jumlah nasabah yang melapor tersebut, pihaknya belum bisa memastikan apakah seluruh nasabah tersebut merupakan korban 'skimming' atau bukan.

Skimming menggunakan alat bernama skimmer.

Skimmer merupakan alat ilegal yang dipasang oleh pelaku untuk copy data kartu ATM lalu bisa menggandakannya.

Selain skimming pelaku juga memasang kamera tersembunyi untuk merekam nomor pin nasabah.

Sehingga setelah kartu ATM dicopy, pelaku lalu menggunakan pin yang terekam dalam kamera tersembunyi yang juga dipasang secara ilegal.

Terkait hal ini, BRI berkoordinasi dengan kantor BRI pusat untuk melakukan investigasi.

Jika benar nasabah yang melapor adalah korban 'skimming', nantinya BRI akan mengganti uang nasabah yang hilang.

"Kerugian dari nasabah mau tidak mau harus kita diganti, setelah nanti memang dipastikan bahwa nasabah tersebut memang korban dari 'skimming' setelah adanya investigasi dari kantor pusat," kata Wibisana.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini