News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reaksi Jokowi Saat Ditanya Wartawan Soal Penjelasan SBY Terkait Kasus Munir

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo menghadiri pengucapan sumpah jabatan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin dan Wakil Ketua PPATK Dian Ediana Rae di Istana Negara, Rabu (26/10/2016). Kiagus Ahmad Badaruddin menjadi Kepala PPATK menggantikan M Yusuf yang habis masa jabatannya pada Oktober ini. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkesan menghindar saat dimintai tanggapannya pasca Presiden Keenam SBY menjelaskan terkait rekomendasi Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan almarhum Munir.

Saat dimintai tanggapannya usai pelantikan pimpinan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang baru di Istana, Rabu (26/10) kemarin, Jokowi tak memberikan jawaban tegas.

"Tanya-tanya sama pimpinan PPATK yang baru saja," jawab Jokowi diplomatis yang membuat para wartawan pasrah .

Tak pantang menyerah, awak media kembali mengajukan pertanyaan soal data TPF Munir.

Sejurus kemudian, Jokowi pada akhirnya mendorong dua pemimpin PPATK yang baru, Ki Agus Ahmad Badaruddin dan Dian Ediana Rae, ke depan para wartawan.

Walhasil, Jokowi berhasil melepaskan diri dan para wartawan jadi mewawancarai dua pemimpin PPATK yang berdiri di depan mereka. Sebelum ditanyai soal dokumen TPF, Presiden tampak berbicara empat mata secara serius dengan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo.

Pembicaraan itu berlangsung dua-tiga menit. Belum bisa dipastikan apa yang mereka bicarakan, tapi Prasetyo dipilih Jokowi untuk mencari dokumen asli TPF.

Data TPF tengah menjadi sorotan saat ini karena keberadaannya yang tak jelas. Padahal Komisi Informasi Publik memutuskan pemerintah harus membuka data tersebut kepada publik untuk memenuhi asas keterbukaan informasi.

Terakhir kali data itu diterima pemerintah pada 2005 atau di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kemarin, Yudhoyono menggelar konferensi pers menanggapi polemik hilangnya dokumen laporan akhir TPF.

Menurut Yudhoyono, persoalan tersebut sudah menjadi politis.

Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan meminta semua pihak menghormati hasil kerja tim pencari fakta (TPF) kasus kematian aktivis HAM, Munir Said Thalib.

Menurutnya, apa yang telah dikerjakan oleh TPF kasus kematian Munir harus dihargai dan ditindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan. Kita harus menghormati Tim Pencari Fakta.

Dengan menjalankan rekomendasi hasil kerja TPF, ?kita menghargai kinerja Tim Pencari Fakta," kata Taufik.

Politikus PAN itu menuturkan, penyelesaian kasus kematian Munir tidak hanya sebatas dokumen saja, melainkan tindak nyata untuk penyelesaiannya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini