News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kyai Maman: Agama Semestinya Dijadikan Spirit Mentransformasikan Nilai-nilai Perdamaian

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota MKD Maman Imanulhaq

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Agama semestinya dijadikan sebagai spirit untuk mentransformasikan nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan.

Demikian Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Maman Imanulhaq seperti dikutip Tribunnews.com, Minggu (30/10/2016), dalam rilisnya saat Simposium “Optimisme Indonesia untuk Dunia: Spirit Sumpah Pemuda 1928 Untuk Indonesia Sebagai Negara Bhinneka Tunggal Ika.”

Acara ini sendiri diselenggarakan oleh Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) pada Jum'at (28/10/2016) di Graha Oikoumene PGI lantai 5, Jalan Salemba Raya No 10 Jakarta Pusat.

Lebih jauh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi itu mengingatkan masyarakat dan para generasi muda bahwa masih ada nilai kerukunan antar agama melalui bingkai kebhinekaan.

Anggota DPR RI ini menegaskan, "jangan sampai terpengaruh dengan para oknum yang menghasut perpecahan bangsa ini."

"Musuh kita hanya dua, yakni kelompok transnasional dan kelompok transaksional yg dibayar untuk menghancurkan kebhinekaan dan nilai-nilai Pancasila," cetus Kyai Maman.

Karena itu, dalam situasi aktual saat ini, menurut Kyai Maman, Sumpah Pemuda adalah sebuah tantangan patriotisme kita untuk mempertahankan Indonesia sebagai Negara Bhinneka Tunggal Ika.

Symposium seperti disampaikan Nia Syarifudin dari ANBTI, merefleksikan makna Sumpah Pemuda serta beragam gagasan untuk membangkitkan optimisme Indonesia.

Selain Kyai Maman, hadir sebagai pembicara dalam symposium tersebut tokoh-tokoh lintas agama, yakni Pdt. Gomar Gultom (PGI), Pangeran Djatikusumah (Tokoh Adat Sunda), Mgr Ig Suharyo (KWI) dan Uung Sendana (Matakin).

Seluruh gelaran acara didukung oleh LDNU (Lembaga Dakwah NU), PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia), Komisi Kepemudaan KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia), AKUR (Adat Karuhun Urang), Gusdurian, Maarif Institute, dan FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia).

Juga JAI (Jamaah Ahmadiyah Indonesia), PA GMNI (Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) dan ICRP (Indonesian Conference in Religion and Peace). (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini