Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah organisasi kemahasiswaan nasional yakni PB PMII, PB HMI, PP PMKRI, PP GMKI, PP KAMMI, DPP IMM, PP KMHDI, dan PP HIKMAHBUDHI yang tergabung dalam kelompok Cipayung memberikan pernyataan sikap terkait situasi dalam negeri terkini.
Pernyataan sikap organisasi kemahasiswaan itu terkait aksi bom di Samarinda hingga kasus hukum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait dugaan penistaan agama.
"Hari ini kita berkumpul untuk mempertontonkan persatuan dan solidaritas sebagai anak bangsa. Kita tidak terpolarisasi dalam hal apapun sebab kita sejak awal sepaham dengan kondisi bangsa dan bagaimana merawatnya," ujar ketua Pengurus Pusat PMKRI, Angelo Wake Kako, Senin (14/11/2016).
Saat ini kata dia, semua elemen mahasiswa harus tetap menyampaikan pesan kedamaian.
"Mungkin diluar sana masih banyak yang menutup telinga, dan kita akan terus menyerukan," ujarnya.
Hal itu yakni terkait dengan pemboman gereja di Samarinda, Bengkawang dan kota Batu.
Sekali lagi PMKRI mendorong aparat penegak hukum agar tanggap.
"Kita mengutuk kejadian tersebut sekaligus dengan keras menyerukan pesan kedamaian," ucapnya.
Tentu ini bukanlah hal mudah. Apalagi Menanggapi situasi yang rumit akhir-akhir ini, kita cukup prihatin. Yakni, ia contohkan kasus Basuki Cahaya Purnama.
Orang tentu keliru menarik kearah antar agama, agama yang satu dengan agama lain.
Bahkan miris ketika lebih jauh di medsos sangat banyaknya kita temui ujaran kebencian. Itu jelas keliru, itu sama sekali bukan sifat dasar masyarakat Indonesia.
Jelas sekali oknum dan spekulan.
"Kita tetap mendorong bahwa untuk kasus Basuki sikahkan proses hukum," jelasnya.