TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menilai pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dimaksudkan untuk mengantisipasi situasi kantibmas.
Kapolri mengungkap adanya rencana makar terkait demonstrasi 2 Desember 2016.
Polisi sudah mengetahui adanya rapat-rapat terkait rencana makar itu.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane menegaskan, kelompok yang ingin makar itu tidak punya kekuatan untuk menggalang yang mereka rencanakan.
"Demo 4 November (411) beda dengan rencana demo 2 Desember (212). Demo 411 digalang oleh para ustaz, habib dan ulama. Sehingga muncul spontanitas umat. Tujuan demo 411 bukan politik tapi menuntut penegakan hukum," ujar Neta kepada Tribunnews.com, Senin (21/11/2016).
Boleh saja ada kelompok membuat rencana makar. Tapi persoalannya apakah mereka punya kekuatan?
Apakah mereka punya momentum untuk melakukan makar? Sepertinya tidak, menurut Neta.
"Percayalah masyarakat sudah sangat matang dalam menyikapi situasi sosial politik. Mereka tidak mudah terprovokasi. Apalagi ditunggangi oleh orang-orang yang ingin membuat kekacauan. Demo 411 membuktikan masyarakat sangat solid," jelas Neta.
"Mereka mampu membuat kedamaian dalam aksi demo yang dihadiri hampir satu juta orang itu. Jadi jika ada yang berharap akan menprovokasi masyarakat untuk ikut mendukungnya membuat makar, itu hanya mimpi di siang bolong," Neta menambahkan.
Memang kata Neta, ekstrem kanan mencoba mencari peluang dengan membangun sentimentil dalam kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Apalagi ketika mereka melihat banyaknya massa Islam yang hadir dalam demo 411.
Tapi, menurut Neta, karena sudah dijadikannya Ahok sebagai tersangka mereka kehilangan peluang.
"Terbukti rencana demo yang mereka galang tanggal 25 November gagal total. Lalu mereka mencoba menggalang demo tanggal 2 Desember," ujar Neta.
"Kalaupun demo itu ada, jumlahnya tidak akan mencapai 10 persen dari demo 411. Rapat-rapat untuk demo itu sudah mereka lakukan tapi percaya lah massa yang hadir tidak akan banyak," tegasnya.
Akan tetapi Polri tetap harus mengantisipasinya dan intelijen harus memantau gerekan mereka.
"Jika kelompok ini membuat kekacauan TNI-Polri harus menindaknya dengan tegas," ujarnya. (*)