Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Lettu Cpn Yohanes Syaputra, pilot helikopter Bell 412-EP yang jatuh di hutan Kalimantan, rupanya acap kali melakukan hal ini saat pulang ke Bogor.
Yohanes Syaputra adalah pilot helikopter Bell 412-EP yang bertugas mengantar logistik di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Ia bersama dua penerbang dan dua mekanik helikopter yang dipilotinya jatuh di hutan belantara Kalimantan, Kamis (24/11/2016) lalu.
Alumnus sekolah penerbang tahun 2009, juga memiliki rumah di Perumahan Permata Kemang, Kabupaten Bogor.
Di sana, Yohanes tinggal bersama sang istri Derry Utami.
Sosok Yohanes memang sudah tak asing di mata para tetangga.
Seperti yang diutarakan Endang (42).
Rumah Lettu CPN Yohanes korban helikopter jatuh di Kalimantan di perumahan Permata Kemang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor nampak sepi, Selasa (29/11/2016).
Menurut pria ini Yohanes memang tidak setiap hari pulang ke rumahnya di Perumahan Kemang, Blok D5, RT 9/3, Desa Tegal, Kemang, Kabupaten Bogor.
Namun, Yohanes tak serta merta menutup diri dengan para tetangga.
"Malah kadang-kadang saya yang datang ke rumahnya, orangnya memang asyik kalau diajak ngobrol dan tidak sombong," kata Endang kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (29/11/2016).
Hal senada juga dikatakan oleh Yadi (35).
"Orangnya sopan sekali, kalau pulang kerja suka nyapa, kadang juga ngopi dengan kami di warung," paparnya.
Lettu Yohanes menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat Heli Bell 412 milik TNI AD yang mengantar logistik untuk pasukan penjaga di Pos Tanjung Karya, perbatasan Long Bawan, Kamis (24/11) sekitar pukul 11.29 Wita.
Helikopter ini ditemukan berjarak 6 km dari Dusun Nansarang, Kecamatan Mentarang Hulu, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Minggu (27/11/2016).
Ia meninggalkan istri bernama Derry Utami dan dua anak yang masih balita Tisha (3,5) dan Mahesawari (2 bulan).