Dia mencontohkan bom yang ditujukan ke Rajiv Gandhi, perdana menteri keenam India. Saat itu, pengantin bomnya seorang perempuan.
"Kita ingat bomnya Rajiv Gandhi, bom bunuh diri dikalungkan dengan bunga. Ternyata bunga itu adalah kabel yang merupakan bahan peledak. Yang mengalungkan adalah wanita. Itu yang di India, kemudian di Suriah, Irak, Afghanistan, di Jordan juga sangat biasa. Karena wanita dianggap lebih tidak mencurigakan," Tito menjelaskan.
Amankan 14 Orang
Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul menambahkan kembali, sudah 14 orang diamankan Densus 88 karena masuk dalam jaringan teror kelompok Nur Solihin yang hendak melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Merdeka.
Penangkapan yang dilakukan diawali pada Sabtu (10/12) lalu Densus 88 mengamankan Nus Solihin, Agus Supriyadi, dan Dian Yulia Novi di Bintara dan bawah Fly Over Kalimalang.
Ternyata mereka menyiapkan rencana bom bunuh diri dengan bom panci seberat 3kg untuk diledakkan di depan istana merdeka saat pergantian jaga Paspampres, Minggu (11/12/2016), dengan Dian Yulia Novi sebagai pengantin.
Kemudian pada hari yang sama, Densus 88 juga mengamankan Suyanto alias Abu Iza di daerah Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar, Solo, Jawat Tengah.
Suyanto yang bekerja sebagai petani ini berperan menyediakan rumahnya menjadi tempat untuk merakit bom.
Ia juga mengantar bom tersebut dari rumahnya ke pom bensin dekat waduk di Karanganyar untuk diserahkan ke Nur Solihin dan Aahus Supriyadi.
Keesokan harinya, Minggu (11/12/2016) lagi-lagi Densus 88 menangkap terduga teroris jaringan Bekasi. Tiga orang yang diamankan itu berinisial KF, APM, dan WP.
Masing-masing diamankan di tempat berbeda, yakni di Ngawi, Jawa Timur, Solo Jawa Tengah, dan Klaten Jawa Tengah.
Densus 88 tak berhenti di situ saja, meski beda jaringan, Densus 88 juga menangkap tiga pria bernama Imam Syafii, Sjmarno, dan Sunarto yang terlibat teror pelemparan bom molotov di sebuah restoran di Solo Baru.
Selanjutnya Densus 88 dibantu Polres Tasikmalaya, Kamis (15/12/2016), menangkap terduga teroris perempuan berinisial TS alias UA di Tasikmalaya.
TS yang adalah ibu rumah tangga ini diduga terlibat memberikan motivasi kepada terduga teroris Dian Yulia Novi untuk 'berjihad'.