News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ika Puspitasari, 'Calon Pengantin' Kedua dari Kabupaten Purworejo

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kartu identitas dan surat wasiat Dian Yulia Novi, terduga jaringan teroris Bekasi yang berencana meledakkan bom istana. (facebook)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Mabes Polri mengungkap sosok perempuan bernama Ika Puspitasari, warga Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kabupaten Purworejo.

Ika ditangkap Densus 88  lantaran diduga sebagai calon pengantin yang akan melakukan aksi bom bunuh diri di luar Jawa.

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengungkap selain menangkap Ika Puspitasari, Densus 88 juga menyita barang bukti berupa buku, telepon seluler, paspor, dan identitas terduga teroris.

"Update kasus terorisme yang dilakukan Densus 88, mulai dari bom Panci Bekasi hingga di Solo Minggu (18/12/2016) kemarin, didapatkan ada dua calon pengantin yang seluruhnya perempuan," ungkap Martinus, Senin (19/12/2016) di Mabes Polri.

Martinus merinci, calon 'pengantin' pertama yakni Dian Yulia Novi yang akan melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Merdeka.

Kedua, Ika Puspitasari yang akan melakukan aksi bom bunuh diri di luar Pulau Jawa. 

Berlanjut dari penangkapan terhadap Ika Puspitasari, dilakukan penangkapan pula, Minggu (18/12/2016) terhadap dua terduga teroris yakni Tri Setiyoko (TS) dan Yasir (YSR), Tri Setiyoko, warga Kampung Sewu ditangkap saat sedang kerja bakti.

Sementara Yasir, warga Kampung Losari ditangkap sekitar satu jam setelah Tri Setiyoko ditangkap. Selain menangkap keduanya, Densus 88 juga melakukan penggeledahan.

Penggeledahan pertama di rumah Tri Setiyoko, Densus 88 menemukan bahan kimia, paku seberat 10 kilo gram, telepon genggam, dan peralon.

Sedangkan di rumah Yasir, polisi menemukan beberapa dokumen, termasuk empat paspor milik Yasir.

"TS dan YSR ini hasil pengembangan dari yang di Purworejo. TS dan YSR berperan sebagai peracik bom yang akan diledakkan oleh Ika Puspitasari," kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.

Mengenai target bom bunuh diri di luar Pulau Jawa, Martinus mengaku hal tersebut masih dalam penyelidikan dan perlu dikonfirmasi lagi kepada para terduga teroris.

Namun, menurut informasi yang berkembang, sasaran di luar Pulau Jawa yang dimaksud yakni, Pulau Bali, tepatnya Ika Puspitasari akan beraksi saat pergantian tahun baru 2017 nanti.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan, perekrutan wanita dalam terorisme merupakan modus baru di Tanah Air. Menurutnya, hal ini bukan hal baru di dunia terorisme.

Dia mencontohkan bom yang ditujukan ke Rajiv Gandhi, perdana menteri keenam India. Saat itu, pengantin bomnya seorang perempuan.

"Kita ingat bomnya Rajiv Gandhi, bom bunuh diri dikalungkan dengan bunga. Ternyata bunga itu adalah kabel yang merupakan bahan peledak. Yang mengalungkan adalah wanita. Itu yang di India, kemudian di Suriah, Irak, Afghanistan, di Jordan juga sangat biasa. Karena wanita dianggap lebih tidak mencurigakan," Tito menjelaskan.

Amankan 14 Orang

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul menambahkan kembali, sudah 14 orang diamankan Densus 88 karena masuk dalam jaringan teror kelompok Nur Solihin yang hendak melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Merdeka.

Penangkapan yang dilakukan diawali pada Sabtu (10/12) lalu  Densus 88 mengamankan Nus Solihin, Agus Supriyadi, dan Dian Yulia Novi di Bintara dan bawah Fly Over Kalimalang.

Ternyata mereka menyiapkan rencana bom bunuh diri dengan bom panci seberat 3kg untuk diledakkan di depan istana merdeka saat pergantian jaga Paspampres, Minggu (11/12/2016), dengan Dian Yulia Novi sebagai pengantin.

Kemudian pada hari yang sama, Densus 88 juga mengamankan Suyanto alias Abu Iza di daerah Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar, Solo, Jawat Tengah. 

Suyanto yang bekerja sebagai petani ini berperan menyediakan rumahnya menjadi tempat untuk merakit bom.

Ia juga mengantar bom tersebut dari rumahnya ke pom bensin dekat waduk di Karanganyar untuk diserahkan ke Nur Solihin dan Aahus Supriyadi.

Keesokan harinya, Minggu (11/12/2016) lagi-lagi Densus 88  menangkap terduga teroris jaringan Bekasi. Tiga orang yang diamankan itu berinisial KF, APM, dan WP.

Masing-masing diamankan di tempat berbeda, yakni di Ngawi, Jawa Timur, Solo Jawa Tengah, dan Klaten Jawa Tengah.

Densus 88 tak berhenti di situ saja, meski beda jaringan, Densus 88 juga menangkap tiga pria bernama Imam Syafii, Sjmarno, dan Sunarto yang terlibat teror pelemparan bom molotov di sebuah restoran di Solo Baru.

Selanjutnya Densus 88 dibantu Polres Tasikmalaya, Kamis (15/12/2016), menangkap terduga teroris perempuan berinisial TS alias UA di Tasikmalaya.

TS yang adalah ibu rumah tangga ini diduga terlibat memberikan motivasi kepada terduga teroris Dian Yulia Novi untuk 'berjihad'.

Selain itu, TS juga memiliki andil mempertemukan Dian Yulia Novi dengan Nur Solihin.

Setelah dari Tasikmalaya, Densus 88 bergerak ke Purworejo, menangkap terduga teroris perempuan Ika Puspitasari (IK), warga Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kabupaten Purworejo.

Ika ditangkap di musola Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kecamatan Purworejo saat sedang ikut mempersiapkan kegiatan Maulid Nabi SAW.

Terakhir, Minggu (18/12/2016) Densus 88 menangkap terduga teroris Tri Setiyoko (TS), warga Kampung Sewu RT 01 RW 07 Kecamatan Jebres Solo. 

Tri Setiyoko diduga ada hubungannya dengan kejadian bom molotov di Serengan Solo dan Grogol Sukoharjo.

Satu jam usai penangkapan Tri, Densus juga menangkap Yasir terduga teroris lainnya di Semanggi, Solo, Jawa Tengah. Perannya mereka diduga sebagai peracik, pembuat bom yang akan diledakkan di luar Pulau Jawa.

Reporter: Theresia Felisiani
  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini