Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir tahun 2016 penangkapan terduga teroris yang hendak melancarkan aksi teror gencar dilakukan kepolisian.
Dalam satu bulan ini saja, sedikitnya tiga kali penyergapan kelompok yang diduga terkait dengan ISIS di wilayah Jabodetabek dan daerah lain di Indonesia.
Meningkatnya rencana aksi teror ini pun, bersamaan dengan ketegangan situasi di Aleppo Suriah, basis ISIS yang sedang digempur.
Baca: Terduga Teroris di Jatiluhur Terafiliasi Bahrun Naim
Namun, pemerhati kontra-terorisme dan Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst) Harits Abu Ulya punya pandangan berbeda.
Menurutnya, banyaknya penangkapan beberapa pekan ini tidak ada kaitannya dengan situasi global.
Harits menilai penindakan yang kerap terjadi belakangan ini, karena ada asumsi ancaman teror meningkat pada akhir dan jelang awal tahun.
Baca: Dua Terduga Teroris Bonyok dan Berdarah Dipukul Densus 88 Karena Melawan
"Tidak ada relevansi dengan situasi di Suriah. Ada asumsi ancaman awal dan akhir tahun jadi penangkapan dilakukan sebelum ada aksi sebagai preventif (pencegahan)," kata Harits Abu Ulya saat dihubungi, Minggu (25/12/2016).
Beberapa terduga teroris yang ditangkap, dia nilai, memang sudah lama dipantau Densus 88 Antiteror karena punya afiliasi dengan ISIS.
Tindakan baru dilakukan, sambungnya, karena sudah ada potensi melakukan aksi.
"Asumsinya mereka sudah mau melakukan aksi," ujarnya.
Sebagai informasi, selama Desember 2016 saja sudah tiga kali penangkapan terduga teroris berlangsung.