"Amirah dan ayahnya selamat. Tapi setelah kejadian mereka dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena kemasukan asap dan air. Amirah belum ngerti kalau ibunya sudah tidak ada lagi. Makanya ini yang terakhir sebelum dimakamkan," ujar adik almarhumah Ani Maryani, Yuli (37).
Kamar jenazah RS Polri menjadi saksi bisu dan tempat yang tidak terlupakan buat Yuli. Sebab, ia dan tiga anggota keluarga Dadin lainnya harus bolak-balik dari Bandung-Jakarta untuk mengurus data identifikasi dan mengantarkan kelima jenazah ke kampung halaman untuk dimakamkan.
"Kami bolak-balik ke Bandung. Saya dari hari pertama sudah mencari kelima korban. Ini hari keempat, saya tak bisa menangis lagi, saya sudah ikhlas atas kepergian adik saya sejak saya lihat ada KTP atas nama dia di papan pengumuman," ujar Yuli.
Kisah memilukan lainnya terjadi kala kelima jenazah anggota keluarga Dadin dimakamkan dalam satu liang lahat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pangjebolan, Kampung Bosscha, RT 1 RW 10, Desa/Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, atau 5 Kilometer dari rumah duka.
Pemakaman tersebut dilakukan dalam enam hari setelah satu per satu dari kelima jenazah berhasil teridentifikasi.