TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Istana Kepresidenan mengungkapkan kedatangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Indonesia jangan dikaitkan dengan peristiwa Malari.
"Sangat aneh kalau dikaitkan dengan Malari. Ini kan hanya soal jadwal saja," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi Sapto Pribowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Johan Budi menjelaskan kehadiran PM Abe bertemu Presiden Jokowi sesuai dengan jadwal yang diajukan oleh pihak Pemerintah Jepang.
"Mereka (pihak Jepang) kan mengajukan ini, bisa enggak. Kebetulan pada tanggal 15 (Januari) Presiden juga bisa menerimanya," ucap Johan Budi.
Selain itu, kunjungan PM Abe ke Indonesia merupakan serangkaian dari kunjungannya ke negara-negara lain.
"Yang kedua, harus melihat konteksnya. PM Abe kan melaksanakan kunjungannya ke beberapa negara. Sebelumnya ke Filipina, selanjutnya ke Australia, " kata Johan Budi.
Diketahui, pada tanggal 15 Januari 1974 silam, terjadi peristiwa Malari.
Di Jakarta kala itu terjadi kerusuhan yang menolak kedatangan PM Tanaka Kakuei yang menyebabkan kerusuhan maupun pembakaran, terutama barang-barang produk Jepang.