Kepada Istibsyaroh dan delegasi, ia mengatakan bahwa demokrasi di Israel bukan hanya untuk Yahudi tapi untuk semua orang.
"Kami tidak punya perang dengan Islam. Sayangnya, ada orang yang menolak ide Negara Israel itu sendiri, seperti Iran, Hezbollah, Hamas, secara keras dan jelas bahwa tak ada jalan untuk mengakui Israel, dari kacamata PAN-Islamisme," tutur Rivlin.
Menurut Rivlin, pihaknya tak ada perang dengan Islam.
Hanya saja ada beberapa negara yang menolak gagasan Israel dan tak mengakui mereka.
Istibsyaroh mengaku merasa terhormat bisa berada di Israel.
"Indonesia terdiri dari 17.000 pulau, terbang dari satu sisi ke sisi lain memakan waktu 10 jam. Meskipun ada beragam agama, dan budaya yang berbeda, mereka dapat tinggal sebagai satu warga, warga negara Indonesia," urjar Istibsyaroh.
Penulis : Ihsanuddin