TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia, Hamka Haq menegaskan bahwa PDI-P adalah partai nasionalis dan religius.
Hal itu ditunjukkan dengan berbagai pencapaian, seperti pembentukan Baitul Muslimin Indonesia yang dideklarasikan pada 29 Maret 2007 silam.
Pernyataan ini disampaikan Hamka menanggapi tudingan berbagai pihak yang menyebut PDI-P anti Islam.
"PDI-P punya prinsip sebagai partai nasionalis yang religius, makanya membuat Baitul Muslimin Indonesia. Tuduhan yang mengatakan PDI-P anti islam itu tidak benar," ujar Hamka saat memberikan sambutan pada acara Ngaji Kebangsaan dan Peringatan HUT Ke-44, PDI-P di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1/2017).
Baca: Bamusi PDIP Waspadai Adanya Gerakan Pemecah Belah Bangsa
Selain itu, kata Hamka, setiap hari raya Idul Adha selalu digelar penyembelihan hewan kurban di Kantor DPP PDIP.
"Setiap tahun kami kurban 15 ekor, pernah 27 ekor, pernah 40 ekor, tahun2009 kurban 112 ekor. Apa ini anti islam? Tidak," kata Hamka.
Kemudian, Hamka juga menyampaikan sejumlah pencapaian kader-kader PDI-P yang menjabat sebagai pimpinan daerah.
Misalnya, kata Hamka, keberhasilan Tri Rismaharini menutup tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara, Gang Dolly.
Selain itu, penutupan tempat prostitusi Kalijodo di Jakarta pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat yang merupakan kader PDI-P.
Maman menambahkan, saat dirinya masih menjadi anggota DPR, PDI-P banyak menyuarakan agar pembangunan asrama haji dan Institut Agama Islam negeri (IAIN) diperbanyak.
"PDI-P menjadi Pansusnya (Panitia Khusus), apakan anti islam? Tidak," kata dia.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Sokotunggal, Nuril Arifin Husein (Gus Nuril) menyampaikan bahwa gelaran ulang tahun partai yang dikemas dengan acara mengaji mencerminkan nilai nasionalisme dan ketuhanan yang menjadi satu padu.
"Bagaimana Islam dan Nasionalisme dan Ketuhanan Yang Maha Esa, spirit kebangsaan kita," kata Gus Nuril.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Sekjen PDI-P Hasto Krisyanto, Anggota Komisi VIII DPR fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq, dan tokoh lintas agama Benny Susatyo.
Penulis : Fachri Fachrudin