TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan pengusaha ternama Soetikno Soedarjo sebagai tersangka perantara pemberi suap Rp 46 miliar mantan Dirut PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, terkait pembelian mesin jet Rolls Royce untuk 50 pesawat Airbus A330 pada kurun waktu 2005-2014.
Soetikno Soedarjo merupakan pendiri dan CEO PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Group sekaligus benefiacial owner (pengendali utama) holding perusahaan berbasis di Singapura, Connaught International Pte Ltd.
Ia ditetapkan sebagai tersangka lantaran berperan sebagai perantara pemberi suap atau penghubung dari perusahaan Rolls Royce kepada Emirsyah Satar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kediaman pengusaha Soetikno Soedarjo berada di kawasan elit Dharmawangsa, tepatnya di Jalan Brawijaya VIII nomor 7, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pantauan Tribunnews.com pada Jumat (20/1/2017) siang, tampak berdiri kokoh sebuah rumah megah dengan tiga lantai berhias cat dinding warna putih.
Luas bangunan rumah sekitar 20x20 meter persegi serta berada di hook antara Jalan Brawijaya VIII dan Jalan Brawijaya IX.
Rumah tersebut terdiri dari dua bangunan utama dengan balkon di bagian depan lantai ketiga. Satu lantai paling bawah rumah tersebut terdapat garasi untuk mobil dan motor.
Terdapat dua gerbang pintu masuk utama warna hitam pada kanan dan kiri bagian depan rumah. Sebuah pos penjagaan berdiri di bagian gerbang kanan rumah.
Dan sebuah taman berada di bagian depan rumah.
"Pak Soetikno enggak ada. Dari kemarin enggak pulang-pulang. Enggak tahu kemana. Ibu dan anak-anaknya juga enggak ada. Di dalam rumah cuma ada pembantu," kata petugas penjaga rumah, Hadi, saat ditemui.
Petugas jaga rumah tersebut mengaku tidak mengetahui perihal majikannya, termasuk kasus yang menjerat majikannya itu.
Namun, ia membenarkan rumah yang dijaganya sudah digeledah oleh tim KPK pada Rabu (18/1/2017) sore.
Seorang tetangga Soetikno yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, rumah Soetikno termasuk satu di antara puluhan rumah mewah yang berada di kawasan Jalan Brawijaya.
Menurutnya, garasi rumah yang berada di lantai bawah bisa memuat 12 mobil. Bahkan, terdapat kolam renang, area fitness dan lift atau elevator ke dalam rumah untuk aktivitas penghuni di ketiga lantai.
"Di belakang rumahnya ada kolam renang dan taman. Ada lift juga di dalam rumah karena rumahnya tiga lantai, tinggi satu lantai bisa lebih 3 meter," ungkapnya.
Warga tersebut mengaku juga melihat saat delapan petugas berkemeja putih dan bermasker didampingi dua polisi bersenjata api mendatangi rumah Soetikno.
Namun ia sempat tidak menduga jika petugas tersebut dari KPK yang tengah melakukan penggeledahan terkait kasus suap mantan Dirut Garuda Indonesia.
"Saya baru tahu tadi pagi berita di tv, ternyata Soetikno pengusaha yang nyuap mantan Dirut Garuda itu Soetikno tetangga saya. Pantesan digeledah sama orang KPK Rabu sore kemarin. Kebetulan saya kenal sama polisi yang mengawal petugas KPK nya," ujarnya.
Ia juga mengakui Soetikno sudah jarang terlihat sejak rumahnya digeledah oleh petugas KPK.
Ia dapat mahfum karena kebanyakan penghuni rumah di kawasan elit Jalan Brawijaya tidak bersosialisasi antar-tetangga.
Ia menambahkan, beberapa pemilik rumah di Jalan Brawijaya di antaranya pengusaha, jenderal purnawirawan TNI dan pejabat negara.
"Yang tiga rumah dari rumah Pak Soetikno itu rumahnya Aulia Pohan, kadang Annisa Pohan juga ke situ. Enggak jauh dari rumah itu ada rumah dinas Menteri ESDM yang pernah ditempati sehari sama Pak Archandra Tahar. Kalau rumah Pak JK (Wakil Presiden RI) ada di samping sana, Jalan Dharmawangsa," ujar dia.
Diketahui, MRA Group yang dipimpin oleh Soetikno Seodarjo saat ini berstatus perusahaan induk beberapa unit usaha di sejumlah sektor, antara lain media massa, ritel, hotel, dan otomotif.
Perusahan holding yang didirikan Soetikno Soedarjo pada tahun 1993 ini menjadi salah satu grup media terbesar di Indonesia.
Di sektor otomotif, MRA Group memiliki unit usaha pemgimpor mobil mewah Ferrari, Maserati Abarth.
Lewat unit usaha Mabua, MRA Group juga sempat menjadi agen Harley Davidson satu-satunya di Indonesia itu tutup tahun lalu.
Sementara, perusahaan Connaught International Pte. Ltd yang berbasis di Singapura dan dikendalikan oleh Soetikno.
Salah satu unit usahanya bergerak dibidang penerbangan, seperti perawatan pesawat dan pelatihan awak dan pilot.
Unit usaha lain dari Connaught International Pte. Ltd tak berbeda jauh dengan unit usaha yang dikelola MRA Group, seperti ritel, kesehatan, pariwisata, real estate, dan rumah sakit.
Soetikno juga disebut-sebut berperan pada kehadiran Hard Rock Cafe di Jakarta.
Tak hanya itu, Soetikno juga sukses mendatangkan sejumlah merek ternama seperti Emporio Armani, Max Mara, dan merek es krim Haagen-Dazs.
Nama Soetikno juga disebut masuk dalam Panama Papers.
Penelusuran The International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ), Soetikno disebut berkaitan dengan Summerville Pasific Inc.
Korporasi itu terdaftar di negara bebas pajak di kawasan Pasifik, British Virgin Islands. (Abdul Qodir)