Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Ahmad Zainuddin menilai masyarakat khususnya di pedesaan perlu diberikan edukasi lanjutan tentang makanan higienis. Edukasi ini diperlukan untuk mencegah terulangnya kembali kasus Antraks seperti yang menimpa warga di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
Zainuddin mengatakan, penyakit Antraks yang menjangkiti beberapa warga di Kulonprogo terjadi karena lemahnya pengetahuan warga tentang prasyarat makanan yang higienis.
“Mereka sebelumnya memakan daging binatang yang mati karena sakit anthrax. Masyarakat perlu diberi edukasi lagi. Daging binatang sakit yang dimasak belum tentu jadi higienis,” ujar Zainuddin dalam keterangannya Minggu (29/1/2017).
Sebelumnya, Zainuddin bersama beberapa anggota Komisi IX DPR melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta, Kamis (27/1/2017). Salah satu tujuan kunjungan tersebut untuk melihat perkembangan penanganan kasus anthrax di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo.
Zainuddin menyesalkan adanya perbedaan sikap di antara pemerintah. Dia mencontohkan, Pemkab Kulon Progo yang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas temuan kasus anthrax di wilayahnya berdasarkan hasil penelitian laboratorium RS Sarjito dan FK UGM. Sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tidak ingin terburu-buru dengan status KLB. Dinkes Kulon Progo menyatakan dari 16 orang penderita anthrax tipe kulit, 15 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia. Korban meninggal menurut Dinkes, juga tidak dapat dipastikan disebabkan virus anthrax karena korban memiliki riwayat komplikasi diabetes dan penyakit jantung, serta berusia lanjut.
“Pemerintah harus respons cepat setiap ada indikator penyakit menular atau berbahaya seperti anthrax. Ini demi menyelamatkan nyawa manusia. Jangan ada upaya nenutup-nutupi. Seperti yang disampaikan kemenkes yang menyatakan masih suspek sementara di Kulon Progo sudah dinyatakan KLB,” kata Politikus PKS itu.
Zainuddin berharap perbedaan pandangan terhadap wabah penyakit tidak terulang lagi di masa mendatang. Kesamaan sikap yang tepat di antara pemerintah menurutnya, sangat menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya.
"Kasus KLB wabah anthrax pernah terjadi pertengahan tahun lalu. Berlarut-larut penanganan biasanya terjadi karena beda sikap diantara stakeholder. Jangan sampai ini terulang," pungkasnya.