News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Grasi Antasari

NasDem Sarankan Antasari Tak Gabung Partai Politik

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar (tengah).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar bergabung dengan PDI Perjuangan terus berhembus.

Anggota Dewan Pakar NasDem Taufiqulhadi menyarankan Antasari tidak bergabung dalam partai politik tertentu.

"Sebagai orang yang bersimpati kepada Pak Antasari. Pak Antasari itu tidak perlu berada di dalam kubu tertentu," kata Taufiqulhadi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (31/1/2017).

Dikatakan dia, Antasari seharusnya cukup dalam posisi pemberi pandangan hukum secara general dalam rangka kepentingan bangsa dan negara.

"Tidak perlu bergabung ‎dalam Partai politik dan sebagainya. Itu kalau menurut saya," imbuhnya.

Taufiqulhadi menilai Antasari dapat memberikan sumbangan kepada negara dalam bentuk gagasan perbaikan.

Sehingga, tidak perlu terlibat dalam aktivitas politik.

Menurutnya, seluruh renungan Antasari dalam penjara yang sangat panjang akan menjadi lebih bermanfaat.

Sehingga menurutnya, Antasari tidak perlu lagi tergiur dengan sejumlah iming-iming seperti jabatan dan sebagainya.

"Itu pasti akan menimbulkan kontroversi ke depan. Karena itu menurut saya, sudah sampai di situ. Kalau menurut saya," kata Anggota Komisi III DPR itu.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya telah beberapa kali bertemu Antasari.

Termasuk dalam acara syukuran pembebasan bersyarat pria kelahiran Pangkalpinang itu.

"Tentu saja semuanya berproses," kata Hasto di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (28/1/2017).

Hasto mengungkapkan Antasari memiliki kecocokan dengan nilai-nilai yang dianut partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.

Misalnya, mengenai filosofi satyam-eva jayate yang berarti kebenaranlah yang akan menang.

"Melihat hal tersebut, kemudian Pak Antasari menyatakan antusiasmenya bahwa pengalaman hidup beliau pun mengalami hal tersebut," kata Hasto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini