6. ini dg pikiran jernih. Setelah itu silakan anda bebas utk melakukan pilihan anda. Aku hanya merasa bertanggungjawab mengasihi saudaraku.
7. In uriidu illal ishlãha mãs tatha’tu wamã taufiiqii illa biLlãhil ‘Aliyyil ‘Azhiim…
Nah, saat Gus Mus menyampaikan cuitan nomor 2 tersebut, akun @panduwijaya_ menimpali demikian:
@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijarh ke madinah. Bid'ah Ndasmu!
Sontak kata-kata kasar tersebut langsung mendapat respon banyak pengguna Twitter lainnya.
Mereka mengecam keras karena di dalamnya terdapat kata-kata kasar: Bid'ah Ndasmu!
Sejak mendapat kecaman yang sangat luas, cuitan @panduwijaya_ tersebut langsung dihapus.
Namun penghapusan itu tidak berpengaruh apa-apa karena respon keras dari netizen sudah menjalar ke mana-mana.
Sosoknya tetap dicari, terutama di dunia maya.
Pencarian tidak hanya berlangsung di dunia maya.
Seperti dikutip dari akun Facebook Johan Wahyudi, anggota Banser DKI Jakarta juga mendatangi PT Adhi Karya untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.
PT Adhi Karya sendiri diketahui adalah tempat Pandu Wijaya bekerja.
Dari pertemuan antara Banser DKI Jakarta dengan pejabat PT Adi Karya itu, muncul kesepakatan, pemilik akun Pandu Wijaya akan meminta maaf secara langsung.
Meski belum minta maaf secara langsung, Pandu sempat menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Jawa kepada Gus Mus melalui Twitter.