TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) bak gayung bersambut.
Pihak Istana memberi sinyal akan pertemuan kedua tokoh ini. Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut pertemuan ini kemungkinan dilakukan setelah penyelenggaraan pilkada serentak.
Luhut juga menepis tudingan ada pembisik yang meminta Presiden Joko Widodo agar tidak bertemu SBY.
Pertemuan dengan Presiden Jokowi, pada akhirnya diharap bisa menjadi akhir kegundahan SBY. Niatan SBY untuk bertemu dengan Presiden Jokowi, sebelumnya pernah diutarakan SBY saat dirinya dituding menginisiasi gerakan makar.
Atas tudingan ini, SBY merasa difitnah. SBY merasa pemerintah seolah mendapat informasi yang keliru. Sorotan lain pada sosok SBY adalah ketika fenomena berita bohong atau hoax tengah melanda negeri.
SBY pernah membuat publik terperangah lewat kicauan twitternya. SBY pernah menulis kicauan di akun Twitter miliknya pada 20 Januari lalu.
Satu hari berselang, Presiden Joko Widodo bereaksi terkait kicauan SBY di Twitter. Maka jika benar terjadi momen pertemuan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Jokowi dianggap dianggap bisa mencairkan hubungan di antara keduanya.
Tentu publik berharap momen pertemuan SBY dan Presiden Jokowi akan membawa angin segar bagi iklim demokrasi di tanah air.
Lebih jauh, publik disajikan dengan pemandangan sejuk para pemimpinnya akan duduk bersama hanya untuk satu tujuan, membangun bangsa.(*)
>