TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menegaskan laporannya ke Bareskrim Polri, murni inisiatif dirinya dan keluarga almarhum Nasrudin Zulkarnaen.
Antasari membantah tuduhan bahwa laporan yang dibuatnya dibekingi oleh pihak Istana, dalam hal ini Presiden Joko Widodo.
"Tidak sama sekali (tidak dibekingi Istana). Janganlah Pak Jokowi yang sekarang lagi memerintah dibawa-bawa ke ranah itu," kata Antasari di Bumi Serpong Damai (BSD), Rabu (15/2/2017).
Mantan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan itu meminta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuktikan tuduhannya, bahwa ada kekuasaan yang melindungi Antasari.
Antasari kembali menegaskan, pelaporan dirinya atas rekayasa kasus yang diduga dilakukan SBY, atas inisiatif pribadi dan juga keluarga Nasrudin.
"Silakan Pak SBY bisa buktikan. Tidak ada di belakang saya kekuasaan, tidak ada. Itu murni tindakan saya pribadi dan keluarga korban," tegasnya.
Antasari Azhar bersama adik Nasrudin Zulkarnaen, Andi Syamsuddin, mendatangi Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (14/2/2017) lalu.
Kedatangan mereka berdua memiliki maksud yang sama, yakni mengungkap kasus dugaan SMS palsu, yang membuat Antasari terjerat kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
Saat jumpa pers di rumahnya di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (14/2/2017) malam, SBY menuding apa yang dilakukan Antasari Azhar, yakni menuduhnya merekayasa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, direstui penguasa.
"Apa yang dilakukan Antasari tidak mungkin tanpa blessing kekuasaan. Para penguasa berhati-hatilah dalam menggunakan kekuasan. Jangan bermain api, terbakar nanti. Takutlah pada Allah. Kalau penguasa sewenang-wenang, keadilan Allah, keadilan Tuhan, akan datang," tuturnya. (*)