TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum menentukan sikap di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Pasangan Agus-Sylvi yang diusung PPP, Demokrat, PKB dan PAN gagal lolos di putarab pertama Pilkada DKI Jakarta.
Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap hasil tersebut. Apalagi, pasangan Agus-Sylvi hanya mendapatkan suara dibawah 20 persen.
"Kami pertama harus konsolidasi lagi dulu sambil mengevaluasi kenapa seperti itu kok jauh di bawah ekspektasi dari yang kita harapkan," kata Arsul di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/2/2017).
Arsul menuturkan konsolidasi juga digunakan untuk mengetahui aspirasi internal partai berlambang Ka'bah itu di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
"Siapa yang diajak konsolidasi? Ya dengan sebanyak mungkin pemangku kepentingan partai. mulai dari tokoh senior partai, alim ulama, struktur partai juga," kata Arsul.
Apalagi, kata Arsul, Pilkada DKI Jakarta serasa pemilihan presiden. Sehingga, PPP tidak hanya meminta respon internal Jabodetabek tetapi juga seluruh Indonesia.
"Maka konsolidasi itu dilakukan antara lain oleh PPP dengan bertanya pada struktur PPP dari seluruh wilayah Indonesia," kata Arsul.
Arsul pun menegaskan kembali PPP belum memutuskan bergabung dengan koalisi manapun di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Termasuk, terkait dengan ajakan dari partai-partai pendukung Ahok-Djarot.
"Kalau nanti sudah ada yang mengajak pembicaraan lebih jauh baru kemudian kami sampaikan. Kalau sekarag kalau ditanya saya selalu katakan kami masa berkabung dulu seminggu," kata Arsul.