TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komitmen Menpar Arief Yahya untuk membina masyarakat agar sadar wisata, terus dilakukan. Bukan hanya infrastruktur fisik yang digarap, tetapi soft skill masyarakat, keramah tamahan, culture menerima tamu, kebersihan, kerapian, kesehatan lingkungan juga terus disentuh.
“Kini giliran masyarakat Belitung, yang kami ajari hospitality,” ungkap Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kemenpar, Oneng Setya Harini.
Mereka mengumpulkan masyarakat Belitung, dan menggelar sosialisasi bertajuk “Pentingnya Homestay dan Sadar Wisata” di Destinasi Pariwisata, di Hotel Bahamas, Belitung, pada 21 Februari 2017.
Acara ini diikuti oleh para penggiat wisata, pemilik home stay, kepala desa, dan BPD. Kegiatan ini dilakukan selama empat hari, sejak 21 Februari. Peserta dan tema pembahasan bervariasi setiap harinya.
“Di 10 Top Destinasi terus kami gerakkan masyarakat untuk memiliki homestay, dan diajarkan hospitality. Ini penting, agar masyarakat juga mendapatkan manfaat secara ekonomi dari pengembangan destinasi. Homestay itu harus dikelola dengan baik, oleh ibu-ibu di kampung-kampung yang berdekatan dengan destinasi wisata. Homestay sendiri bisa menjadi destinasi bagi wisatawan,” kata Oneng.
Oneng juga menjelaskan, bahwa pengembangan homestay yang diminta Menpar Arief Yahya itu adalah cara untuk memenuhi amenitas, yang kapasitas akomodasinya harus diperbanyak, untuk target wisman yang semakin besar, 20 juta tahun 2019. Dengan hotel dan resort yang ada, tidak akan mencukupi.
“Maka homestay dikembangkan oleh Pak Menpar Arief Yahya, selain untuk memenuhi capacity, juga sebagai sharing economy,” sebut Oneng.
Sosialisasi dibuka oleh Wakil Bupati Belitung Erwandi A Rani. Kemenpar diwakili Kabid Internalisasi dan Pengembangan Sadar Wisata Kemenpar RI Yabes L Tosia. Erwandi A Rani mengapresiasi langkah Kemenpar yang terus memberikan kesempatan bagi masyarakat Belitung untuk belajar mengelola homestay. Dia pun berharap, kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Belitung.
"Peserta jangan segan bertanya dengan pakarnya ini, tentang pengolalaan homestay dan pokdarwis. Harus tahu apa upaya supaya home stay laku dan bisa bersaing dengan hotel. Jangan sampai berbulan-bulan enggak ada orang yang datang," kata Erwandi.
Ditambahkan dia, Kabupaten Belitung terkenal dengan keindahan lautnya. Saat ini, sudah terdapat 99 homestay di kawasan itu yang tersebar di wilayah Sijuk, Membalok, dan Selatnasik. Pendirian homestay ini akan terus bertambah lagi.
"Homestay punya segmentnya sendiri, mungkin wisatawan yang keuangannya minim bisa ke homestay dan homestay kan jarak ke objeknya tidak jauh. Mereka yang ingin berbaur dan mengenal masyarakat lokal juga bisa memilih home stay," tambahnya.
Menurutnya, kehadiran homestay selain untuk mengembangkan pariwisata, juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Dia berharap, masyarakat jeli dan siap untuk melihat peluang ini.
"Homestay ini kita memback up daerah-daerah seputaran pariwisata yang jauh dari Tanjungpandan seperti di Sijuk, Membalong. Kalau Sijuk biasanya Tanjung Tinggi. Harapan kami wisatawan yang ke objek wisata gak perlu ke Tanjungpandan untuk menginap, tapi bisa ke homestay," paparnya.
Sementara itu, Yabes L Tosia mengatakan, Belitung merupakan lokasi strategis untuk pengembangan homestay. Pasalnya, destinasi wisata yang berada di wilayah ini semakin banyak.