TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah seorang tersangka pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, asal Indonesia, Siti Aisyah memiliki identitas ganda.
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mempertanyakan identitas Siti Aisyah yang menghilangkan satu huruf di nama belakangnya.
"Ternyata datanya ganda. Hanya namanya dihilangkan namanya satu huruf saja, Aisyahnya saja. Jadi dari sisi kami juga, ini ada motif apa, sampai membuat dua indentitas," ungkapnya di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (27/2/2017)
Data itu, lanjutnya, juga telah diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri dan menjelaskan bahwa nama Siti Aisyah terdata di dua kependudukan, hanya saja ada satu huruf yang dihilangkan dengan orang yang sama.
Sementara itu, Tim Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur melakukan kunjungan kekonsuleran kepada Siti Aisyah di kantor polisi Cyberjaya, Sabtu (25/2/2017).
Seperti dituliskan dalam akun twitter @kbrikualalumpur, KBRI telah bertemu langsung dengan Siti dan mendapati kondisinya dalam keadaan sehat walafiat.
Saat bertemu tim KBRI Kuala Lumpur, Siti menyampaikan pesan kepada kedua orangtua melalui KBRI yang menemuinya.
Ibu satu anak ini meminta doa restu dua orangtuanya untuk menghadapi proses hukum yang kini tengah ia alami di Malaysia.
"Siti minta doa restu kepada kedua orang tuanya dan minta supaya mereka jaga kesehatan dan tidak perlu ke Malaysia," tulis KBRI Kuala Lumpur dalam akun twitternya.
Selain itu disampaikan Kepada Siti, KBRI sampaikan telah menunjuk pengacara dan akan mendampingi Siti dalam proses hukumnya.
Dalam kunjungan tersebut, KBRI mengambil sidik jari Siti Aisyah (SA) untuk memastikan identitasnya.
"Dari hasil verifikasi terkonfirmasi bahwa sidik jari SA sesuai dengan data pada paspor yang dimiliki saat ini," tulis Kementerian Luar Negeri RI dalam siaran persnya