TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Faizin (64) tidak bisa menyembunyikan kesedihannya saat mendengar KH Hasyim Muzadi meninggal dunia.
Faizin merupakan sopir pribadi Mantan Ketua Umum PBNU itu sejak tahun 2004.
Faizin ingat Hasyim memintanya menemani jalan-jalan ke Universitas Indonesia sebelum dirawat di RS Lavalette, Malang.
Rumah pribadi KH Hasyim Muzadi di Kompleks Pondok Pesantren Al Hikam memang tak jauh dari UI.
"Paling ingat waktu terakhir pas ke Depok. Dari Malang kesehatannya membaik, pakai kursi roda ke UI," kata Faizin di rumah duka KH Hasyim Muzadi, Depok, Kamis (16/3/2017).
Baca: Semasa Hidup Hasyim Muzadi Tunjuk Lokasi Makamnya Sendiri
Baca: Hidayat Nur Wahid: KH Hasyim Muzadi Pemersatu Umat
Saat itu, Faizin mengawasi penggalian makam untuk tempat peristirahatan terakhir KH Hasyim Muzadi.
Faizin ingat empat bulan yang lalu Hasyim mulai mengeluh sakit.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu lalu dibawa ke RSPAD.
Tetapi, Hasyim tak dirawat lama karena enggan di rumah sakit.
Ia ingin pulang kerumah. "Seolah-olah dirawat ya rumahnya ya pesantren ini," kata Faizin.
Sejak menjadi supir pribadi, Faizin jarang mekihat KH Hasyim Muzadi mengeluh sakit.
Biasanya, bila kurang enak badan, KH Hasyim memilih beristirahat.
Obatnya juga hanya satu merek.
"Ya makanya jadi banyak yang bilang dikasih mix (paramex -merk obat-) pak kyai juga sembuh," tutur Faizin.
Kenangan tak terlupakan Faizin adalah sosok KH Hasyim Muzadi yang tak pernah marah.
Bila makan disuatu tempat atau restoran, Hasyim selalu meminta Faizin menemaninya semeja.
Padahal, Faizin mengaku tidak enak dengan hal itu.
"Makan dimanapun harus satu meja, padahal beliau kan ada tamu-tamu juga," ujar Faizin.
Faizin mengatakan KH Hasyim Muzadi tidak bisa melalui perjalanan darat melebihi empat jam.
Kondisinya sempat drop saat aktivitasnya padat ketika bertugas sebagai Watimpres mulai dari Depok menuju Thailand lalu tugas lagi ke Cilacap.
Hasyim lalu bertolak ke Jawa Timur dan kembali ke Jawa Tengah.
"Badannya habis itu ngedrop," kata Faizin.